Libur Lebaran 2022 masih berlangsung dan berakhir di tanggal 8 Mei 2022. Aktivitas mudik masyarakat ke kampung halaman juga banyak diisi dengan kegiatan berlibur ke sejumlah tempat wisata. Ditaksir, potensi mengunjungi tempat wisata dan aktivitas lainnya selama libur Lebaran bisa menghasilkan perputaran uang Rp28 triliun hingga Rp42 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (1/5/2022). Peranan perputaran uang terbesar dihitung dengan asumsi jumlah pemudik yang mencapai 85 juta orang dengan rata-rata 3 anggota per keluarga.
“Dengan asumsi jika jumlah yang mudik sekitar 85 juta orang dan rata-rata per keluarga tiga orang, maka jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga. Jika rata-rata per keluarga membawa minimal Rp1 juta saja maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit Rp28 triliun, jika membawa rata-rata Rp1,5 juta/keluarga maka potensi perputaran di kisaran Rp 42 triliun,” terang Sarman Simanjorang.
Lebih lanjut Sarman menjelaskan bahwa 58% uang tersebut mengalir paling banyak di Pulau Jawa dan kemudian ke wilayah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTB, Maluku hingga Papua.
Dari perputaran uang selama libur Lebaran tahun ini diprediksi juga meningkatkan konsumsi rumah tangga, serta akan memberikan kontribusi terhadap perubahan ekonomi nasional di kuartal II 20222 besar 7%.
“Jika hal ini tercapai tentu akan dapat memberikan kontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 sebesar 5% hingga 5,5%. Artinya momentum Idulfitri tahun ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” katanya.
Ternyata, angka ini pun masih angka minimal, mengingat sebagian besar keuangan masyarakat Indonesia masih belum pulih pasca pandemi Covid-19. Maka dari itu, pemerintah pun mengimbau agar masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan yang ketat.
“Kita belum bebas dari Covid-19, disiplin kita semua sangat diharapkan agar pasca liburan Idulfitri tidak terjadi kasus baru dan lonjakan yang akhirnya akan menghambat proses pemulihan ekonomi kita,” tutupnya.