Biasanya rumput liar bakal dibabat habis karena dinilai menganggu pemandangan. Namun siapa sangka, bila diolah dengan benar melalui inovasi ternyata rumput liar bisa menjadi barang berguna. Seperti yang dilakukan oleh lima pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Bengkulu. Mereka mengembangkan inovasi, mengubah rumput liar menjadi permen antikanker, Sob!
Lima pelajar ini terdiri atas Muhammad sebagai ketua tim dan empat anggotanya, yaitu Zacky Al Rozaq, Wetta Tri Sabaniah, Dian Ayu Anggraeni, serta Junita Pebriani. Muhammad lebih lanjut menceritakan ide pembuatan permen antikanker yang digagas timnya.
“Ide awal pembuatan permen antikanker tersebut karena angka kasus kanker di Indonesia cukup tinggi dan kami berinovasi untuk membuat permen antikanker. Sebab, lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata Muhammad, melansir Antaranews.com.
Untuk bahannya yang merupakan rumput liar, Muhammad dan tim melakukan uji coba terhadap puluhan jenis rumput liar dan berhasil menemukan tiga jenis rumput liar yang dinilai paling efektif dan punya potensi untuk bisa melawan kanker yaitu daun ketapang, rumput mutiara, serta rumput teki.
Tiga macam rumput ini mengandung unsur flavonoid. Zat ini memiliki khasiat dapat menangkal radikal bebas yang berkaitan dengan pencegahan kanker.
Lalu untuk mengubahnya menjadi permen, bahan bahan tersebut dicampur dengan bahan permen pada umumnya, yaitu gula, air dan bahan lainnya. Proses produksi selanjutnya juga sama seperti membuat permen.
Dapat Prestasi Internasional
FYI, Sob, inovasi permen antikanker dari bahan rumput liar ini diikutsertakan dalam perlombaan Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) 2023 yang digelar di kampus Institut Pertanian Bogor. Gelaran lomba tingkat internasional ini diikuti oleh 200-an tim dari 17 negara.
Kabar baiknya, inovasi yang pertama kali ada di Bengkulu bahkan di Indonesia ini berhasil mendapatkan medali emas, lho. Keren!
Pembimbing Karya Tulis Ilmiah (KTI) SMAN 1 Kota Bengkulu Syalendra Putra berharap inovasi yang dilakukan para muridnya bisa segera mendapatkan pengakuan sah. Dalam hal ini, pihaknya akan mengurus perizinan di Kementerian Kesehatan dan mendaftarkan penemuan ini sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
“Dengan adanya penemuan permen antikanker ini dapat membantu menekan kasus pengidap kanker di Indonesia, khususnya Bengkulu,” tandasnya.
Wah, inspiratif banget ya, Sob! Berawal dari kepedulian terhadap angka kasus kanker di Indonesia yang masih tinggi lalu menemukan solusinya dari bahan-bahan alami di sekitar lingkungan, bisa mengantarkan kelima pelajar ini meraih prestasi internasional. Semoga produk inovasi mereka juga dapat dikembangkan hingga akhirnya bisa diterima seluruh masyarakat Indonesia, ya.