Minyak Atsiri sudah lama dikenal berpotensi sebagai komoditas ekspor unggulan Indonesia, di mana banyak produsen parfum memanfaatkannya sebagai bahan baku minyak wangi. Komoditasnya pun telah masuk sebagai prioritas hilirisasi industri. Kementerian Perindustrian RI pun terus berupaya menggaet investor untuk membantu perkuat hilirisasi Minyak Atsiri, salah satunya dengan melakukan lawatan ke Jepang beberapa waktu ini.
Diketahui Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartaasasmita bertemu dengan beberapa perusaahaan industri bidang flavors dan fragrances di Tokyo, Jepang, pada Selasa (28/6/2022), di antaranya yaitu Ogawa & Co., Ltd. dan Takasago International Corporation.
Saat pertemuan, Menperin menjabarkan kepada jajaran Direksi Ogawa & Co., Ltd. tentang potensi industri Minyak Atsiri Indonesia.
“Terdapat empat komoditas utama Minyak Atsiri yang menjadi prioritas pengembangan sektor atsiri nasional, yaitu Minyak Nilam, Minyak Serai Wangi, Minyak Cengkeh, dan Minyak Pala,” kata Menperin Agus.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa pihaknya terus memacu industri hilir atsiri agar bisa memiliki teknologi yang bisa memproduksi dalam laju yang cepat. Selain cepat, industri hilir atsiri juga terus didorong untuk mempunyai aspek keberlanjutan (sustainability) dan ramah lingkungan, sehingga bisa berdaya saing global dan memenuhi kebutuhan konsumen saat ini.
Investasi Apa yang Ditawarkan ke Jepang oleh RI?
Investasi yang ditawarkan ke pihak Jepang oleh Indonesia adalah untuk membuat semacam pusat riset atsiri hulu-hilir di Tanah Air. Agar pabrik PT Ogawa yang ada di Karawang dan bergerak di bidang pengolahan Minyak Atsiri bisa semakin menghasilkan produk yang berdaya saing. Di Karawang, pabrik PT. Ogawa Indonesia memiliki total kapasitas produksi sebesar 3.440 ton per tahun.
Hasilnya, PT Ogawa setuju dan akan bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti IPB University dalam rangka kegiatan penelitian dan pengembangan bahan baku flavors and fragrances untuk perkuat hilirisasi Minyak Atsiri di dalam negeri.
“Pada tahun 2022-2027, secara bertahap mereka akan melakukan investasi sebesar USD 7 juta guna peningkatan kapasitas, optimasi teknologi dan penerapan industri 4.0. Investasi ini akan menjadikan PT Ogawa Indonesia sebagai hub di Asia untuk produksi flavor dan fragrance,” papar Menteri Agus.
Tak hanya ke Ogawa & Co., Ltd., RI juga menjajaki kerja sama dengan Takasago International Corporation. Takasago merupakan grup perusahaan flavors and fragrances terbesar di Jepang yang berdiri sejak tahun 1920. Perusahaan ini telah beroperasi di 28 negara dengan 25 pabrik dan 13 pusat riset.
Pemerintah Indonesia menawarkan fasilitas insentif fiskal berupa tax allowance yang diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2019. Kemenperin telah memasukkan industri hilir minyak atsiri (IHMA) sebagai sektor pionir yang bisa mendapatkan fasilitas perpajakan berupa super tax deduction.