Tahun ini peringatan Hari Raya Galungan jatuh pada tanggal 10 November hingga 20 November 2021. Biasanya Hari Raya Galungan ini dilaksanakan oleh masyarakat umat Hindu yang berada di Indonesia khususnya Bali.
Jika berbicara mengenai Hari Raya Galungan, apakah yang dimaksud dengan perayaan tersebut dan apa maknanya?
Melansir dari situs Kabupaten Buleleng, hakikat Galungan adalah perayaan menangnya Dharma melawan Adharma. Jadi, Hari Raya Galungan bisa diperingati sebagai hari untuk menyatukan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang tenang.
Dalam hal ini, menyatukan rohani dan pikiran maksudnya adalah wujud Dharma dalam diri, sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud Adharma.
Melihat dari konsepsi lontar Sundarigama dapat disimpulkan bahwa inti dari Galungan merupakan sebuah peringatan yang merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma.
Galungan sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bertarung, atau disebut juga dengan ‘dungulan’ yang artinya menang.
Baik dari istilah Jawa Kuno maupun Bali memiliki arti yang sama, yakni wuku yang kesebelas. Pembedanya adalah dari penyebutan, yaitu apabila di Jawa disebut dengan Wuku Galungan, sedangkan di Bali disebut dengan Wuku Dungulan.
Menurut mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI, I Gusti Agung Gede Putra menjelaskan bahawa Hari Raya Galungan telah dilakukan oleh umat Hindu sebelum populer di Bali.
Sementara itu, berdasarkan lontar Purana Bali Dwipa menyebutkan bahwa Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) pada tahun 882 Masehi atau jika menurut tahunan Bali berarti Saka 804. Jika melihat dari kalender Masehi, Hari Raya Galungan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun, yakni setiap hari Rabu pada Wuku Dulungan.
Ketika peringatan Hari Raya Galungan tersebut dirayakan, pada pagi harinya umat Hindu di Bali sudah memulai mempersiapkan untuk upacara Galungan. Upacara tersebut biasanya dimulai dari persembahyangan yang dilakukan di rumah masing-masing. Selanjutnya barulah dilakukan di pura yang ada sekitarnya.
Perlu diketahui, biasanya sebelum hari-H peringatan Hari Raya Galungan, terdapat beberapa tradisi yang mesti dilaksanakan oleh umat hindu di Bali seperti Tradisi Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Hari Penyekeban, Hari Penyajan, dan Hari Penampahan.