Selama ini kita mungkin pernah bertanya-tanya sejak kapan sih manusia mulai bisa berbicara atau membahas sesuatu? Bagaimana caranya mereka melakukan komunikasi satu sama lain? Percakapan seperti apa yang mereka lakukan?
Dengan perkembangan teknologi dan zaman yang semakin canggih, rasa penasaran itu perlahan mulai terjawab. Pertanyaan di atas pun juga telah dijelaskan berkat penelitian postdoctoral yang dilakukan oleh para sejarawan dalam bidang psikologi di University of California di Berkeley, Amerika Serikat.
Dalam studi tersebut menyebutkan diperkirakan pertama kali manusia mulai melakukan percakapan lisan terjadi antara 2,5 hingga 1,8 juta tahun lalu, yang berarti percakapan telah dilakukan sejak zaman purba.
Lantas bagaimana percakapan tersebut? Apa saja isinya?
Berdasarkan informasi yang diperoleh, isi percakapan manusia purba terjadi pada jutaan tahun lalu adalah mengenai hal pembuatan alat. Penelitian ini pun diperkuat dengan hasil penelitian lain yang diterbitkan dalam Jurnal Nature Communications.
Melihat isi dalam jurnalnya menjadi salah satu bukti bahwa dalam pembuatan alat batu dapat membantu mendorong evolusi bahasa dan pengajaran antar sesama nenek moyang manusia prasejarah di Savana, Afrika.
Menurut Thomas Morgan selaku kepala tim penelitian mengatakan, kemungkinan kalimat pertama yang diucapkan manusia purba kala itu adalah “alat yang buruk’’. Selain itu penggunaan suara atau gerakan konsep non-emosional seperti ‘ya’, tidak’, ‘di sini’, ‘ada’, ‘baik’, dan ‘buruk’ kemungkinan besar juga dapat berguna.
Dalam penelitian tersebut Morgan dibantu oleh tim peneliti dan arkeolog lain yang berasal dari University of Liverpool Natalie Uomini. Bersama-sama mereka melakukan penelitian serangkaian eksperimen tentang bagaimana manusia purba mempelajari percakapan.
Ternyata hasil penelitian ini mengacu pada Oldowan yang merupakan alat pemotong batu tertua. Kemungkinan besar alat ini diciptakan oleh manusia purba spesies Homo habilis, Homo rudolfensis, Australopithecus garhi, dan Paranthropus boisei.
Selain itu, dalam penelitian ini terbukti bahwa daripada menggunakan imitasi, presentasi non-verbal atau gerak tubuh, ada kemungkinan jenis komunikasi yang dilakukan oleh manusia purba ini adalah komunikasi lisan. Hasilnya tercipta volume tinggi dan kualitas serpih dalam waktu yang singkat.