Belum lama ini beras shirataki menjadi topik yang hangat diperbincangkan masyarakat Indonesia. Hal tak lepas lantaran banyak yang merekomendasikan jenis beras tersebut untuk diet. Namun, apa bedanya beras merah dengan beras shirataki? Dan beras mana yang efektif jika untuk diet?
Sebenarnya baik beras merah maupun beras shirataki memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk tubuh. Namun, beras shirataki dan beras merah ternyata terdapat perbedaan juga, lho.
Beras Merah
Pada umumnya, masyarakat Indonesia banyak mengenal beras merah sebagai salah satu jenis beras yang dipercaya dapat membantu diet. Dalam beras ini memiliki kandungan gizi yang melimpah. Jenis beras ini tidak melewati tahap penggilingan, sehingga kandungan magnesium dan serat yang terkandung pada jenis beras merah masih terjaga.
Diketahui, dalam 100 gram beras merah mentah, megandung 352 kalori, 7,3 gram protein, 0,9 gram lemak, 76,2 gram karbohidrat, 0,8 gram serat, 15 mg kalsium, 4,2 mg zat besi, 202 mg kalium, 1,9 mg zinc, serta 0,34 mg vitamin B1.
Tidak hanya itu, beras merah juga mengandung zat warna merah atau yang disebut dengan antosianin, yang berfungsi sebagai zat pewarna. Namun, bisa juga untuk antioksidan yang berguna untuk menangkal radikal bebas. Beras merah memiliki kandungan nutrisi, serat, vitamin, dan mineral yang tinggi.
Beras Shirataki
Jenis beras yang satu ini terbuat dari zat bernama glukomanan. Di dalam glukomanan ini bisa mengandung 40% berat kering gajah yang berasal dari Asia Tenggara. Berbicara soal glukomanan yang terkandung dalam beras shirataki. Apakah itu?
Glukomanan merupakan salah satu jenis serat makanan alami yang larut dalam air yang diambil dari ekstrak akar ubi gajah atau yang dikenal sebagai konjak. Pada glukomanan tersebut memiliki kandungan kalori rendah sehingga kerap disebut dengan “zero calorie” atau nol kalori. Dikatakan demikian, karena memang pada beras shirataki hampir tidak mempunyai kandungan kalori.
Maka dari itu, banyak orang yang merekomendasikan beras shirataki sebagai bahan yang efektif untuk diet. Menurut hasil sistematis dari 14 studi menyebutkan, glukomanan juga dapat menurunkan resiko kolesterol, dan mengurangi resiko penyakit jantung.
Manakah yang lebih efektif?
Apabila sedang menjalani diet, hal yang perlu diperhatikan yang pertama adalah kandungan kalori dalam sebuah makanan.
Semakin tinggi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin mudah juga berat badan seseorang akan bertambah. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit kalori yang masuk ke dalam tubuh, maka kemungkinan terjadinya kenaikan pada berat akan akan semakin minim.
Melihat dari beberapa perbedaan antara beras merah dan shirataki di atas, dapat disimpulkan bahwa beras shirataki memiliki kalori yang rendah dibandingkan dengan beras merah. Dalam hal ini berarti beras shirataki dinilai lebih efektif bagi orang yang sedang menjalankan diet.