Akhir-akhir ini, Rusia nampaknya ini lagi menjadi buah bibir dunia, Sob. Setelah memutuskan nggak hadir di kegiatan KTT Presidensi G20 2022 di Bali lalu, dilanjut kabar rudal Rusia menghantam Polandia hingga membuat Presiden AS, Joe Biden dan pemimpin negara NATO ‘rapat dadakan’, sekarang ‘Negara Tirai Besi’ tersebut dikabarkan resmi jatuh ke jurang resesi. Waduh, kira-kira apa ya penyebab Rusia resesi?
Kabar bahwa negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut resesi berdasarkan laporan bahwa angka produksi domestik bruto (PDB) negara tersebut turun 4% pada kuartal ketiga 2022 ini. Angka PDB Rusia terbaru ini diterbitkan oleh badan statistik nasional, Rosstat, pada Rabu (16/11) kemarin.
Penurunan PDB ini sudah terjadi 2 kuartal berturun-turun dalam periode satu tahun. Sebelumnya di kuartal kedua (Juli-September), PDB Rusia juga kontraksi 4,5%. Karena nggak ada pemulihan dan terus jeblos, baru deh, Rusia bisa dinyatakan resmi resesi.
Sanksi dari Negara Barat Jadi Penyebab Utama
Penyebab Rusia resesi tentunya bisa datang dari beragam sisi. Namun semua ini adalah imbas tensi geopilitik Rusia-Ukraina yang meletus di awal tahun 2022.
Peperangan Rusia-Ukraina menyebabkan guncangan hebat di sektor perekonomian, nggak hanya di kedua negara namun juga seluruh dunia. Terlebih, kedua negara tersebut adalah pemasok komoditas gandum hingga gas untuk pasar Eropa dan global. Aktivitas ekspor-impor sempat nggak jalan karena adanya pembatasan dan membuat harga komoditas melonjak karena kelangkaan.
Menyusul peperangan, negara-negara barat pun kemudian memberikan sanksi kepada Rusia dengan melarang eskspor komoditasnya. Rusia pun jadi menghadapi permasalahan baru dari mulai pasokan suku cadang hingga kekurangan staf. Bahkan suku bunga bank di Rusia juga melonjak dari 9.5% ke 20% guna melawan inflasi dan menopang rubel (mata uang Rusia).
Namun tetap saja, sudah terlanjur terjadi kontrasi hebat seluruh dunia terutama di sektor perekonomian. Padahal seluruh negara di dunia lagi dalam masa pemulihan pasca badai pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020. Dunia pun juga terancam resesi global di 2023.