Dalam rangka merealisasikan kendaraan ramah lingkungan di kota besar, PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta melakukan uji coba pelepasan satu unit bus listrik dengan merek Higer pada Jumat (10/9/2021) lalu.
Bekerjasama dengan PT Higer Maju Indonesia, uji coba bus listrik ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan tanpa dikenakan biaya. Untuk saat ini, kapasitas penumpang bus akan dibatasi sebanyak 25 orang termasuk pelanggan berdiri.
“Alhamdulillah, hari ini kita sudah bisa melakukan uji coba bus listrik dengan mengangkut pelanggan yang akan melayani masyarakat untuk rute Blok M – Balaikota (EV1). Ujicoba akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan ke depan tanpa dikenakan biaya atau gratis,” ujar Sardjono Jhony Tjitrokusumo, selaku Dirut PT Transjakarta kepada awak media.
Dalam hal ini, rencana ke depan Transjakarta secara bertahap akan beralih menggunakan armada listrik dan menyiapkan 5.000 unit bus listrik guna mendukung Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi.
Program tersebut juga sesuai dengan Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara di Jakarta. Diharapkan juga, dengan hadirnya bus listrik, masyarakat Indonesia khususnya DKI Jakarta dapat mencintai transportasi publik.
“Kita juga berharap ini bisa memperkuat ekosistem kendaraan listrik di negara kita, menginspirasi banyak orang untuk beralih pada kendaraan listrik berbagai jenis dan memotivasi masyarakat untuk semakin mencintai transportasi publik kita,” tambahnya.
Bus buatan Higer ini memiliki model low floor dengan kapasitas 34 tempat duduk. Selain itu, tersedia ramp yang diletakkan di pintu depan dan belakang bagi pengguna kursi roda, sehingga ramah untuk disabilitas.
Kapasitas baterai dari bus Higer ini sebesar 326 kWh yang dapat menghasilkan tenaga 145 kW (194,4 TK) dan torsi sebesar 3.300 Nm. Daya yang bisa diisi penuh selama tiga jam dari bus Higer dapat menempuh jarak kurang lebih 250 kilometer.
Kehadiran kendaraan listrik di Indonesia seharusnya sudah bisa dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Pasalnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki cadangan bahan baku pembuatan baterai terbesar di dunia untuk kendaraan listrik.
Untuk merealisasikan program kendaraan ramah lingkungan dengan menggunakan tenaga listrik pun bukanlah hal yang tidak mungkin. Karena saat ini, Indonesia menjadi ujung tombak dalam merealisasikan pembangunan industri kendaraan listrik ramah lingkungan di dunia.