Meski masih banyak terlihat masyarakat Tanah Air berkegiatan bersepeda di berbagai daerah, ternyata hal tersebut tidaklah mempengaruhi penjualan sepeda dalam negeri. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (APSINDO), Eko Wibowo Utomo pada Rabu (23/3/2022).
Ia mengungkapkan bahwa industri sepeda dalam negeri semakin terhimpit dan terendah dalam lima tahun belakangan ini. Hal tersebut akibat adanya kenaikan harga bahan baku hingga penurunan penjualan sepeda karena daya beli masyarakat yang lesu sejak akhir tahun hingga saat ini.
“Seiring dengan naiknya harga bahan baku, harga jual sepeda pasti naik untuk produk baru di luar stok yang masih ada saat ini dengan spesifikasi yang sama. Harganya bisa naik 10% hingga 15% karena banyak dipengaruhi oleh faktor, seperti harga komponen dan freight rate untuk komponen impor,” terang Eko Wibowo Utomo kepada salah satu media online di Indonesia.
Secara umum, lesunya industri sepeda di dalam negeri tahun ini merupakan yang terendah sejak lima tahun terakhir. Diketahui, di masa pandemi dua dan tiga tahun lalu satu toko bisa menjual barang 100 unit hingga 200 unit per hari. Namun, satu tahun ini hanya 1 unit hingga 3 unit saja, bahkan ada toko-toko sepeda yang tidak ada penjualan sama sekali.
Akibatnya, stok sepeda dalam gudang di kebanyakan toko cukup berlimpah dan cenderung beberapa barang baru untuk pasar menengah ke bawah turun untuk menyesuaikan daya beli pasar. Begitupun dengan produksi pabrik sepeda, di mana utilitasinya hanya di angka 20%-30% dari kapasitas produksi.
Melihat masalah tersebut, banyak pebisnis sepeda melakukan strategi pengembangan pasar baru untuk meningkatkan penjualan dan mengeluarkan produk baru dengan harga di bawah Rp2 juta, agar bisa menjaga arus kas perusahaan.
Untuk produk baru di kelas di atas Rp2 juta sendiri menunggu situasi. Hanya produk high end branded yang mengeluarkan produk baru karena berupa orderan. Di Indonesia sendiri, penjualan sepeda anak terbilang paling laku. Sedangkan jenis sepeda lipat paling sedikit penjualannya, apalagi dengan jenis mountain bike yang sangat kecil sekali penjualannya.
“Dengan tantangan kenaikan harga bahan baku utama sebagai material komponen sepeda, saat ini produsen sedang men-utilisasi stok sparepart yang ada untuk produk-produk baru. Karena mereka sedang berupaya untuk menekan stok agar segera keluar,” tutupnya.