Seperti yang diketahui, kebanyakan orang zaman dahulu menggunakan rempah-rempah sebagai ramuan bahan pengobatan tradisional. Bahkan teknik alami tersebut masih digunakan hingga detik ini sebagai pengobatan alternatif.
Salah satu bukti bahwa pengobatan di masa lampau gunakan rempah-rempah adalah hasil temuan arkeolog pada situs Mesopotamia. Kala itu ia menemukan jambangan berisi cengkih yang menurutnya sudah ada sejak 1721 Masehi.
Di Indonesia, rempah-rempah bukanlah barang jarang dan ada di kehidupan sekitar kita. Tak hanya dijadikan bahan makanan, rempah juga digunakan untuk pengobatan di Indonesia. Salah satunya yang dilakukan oleh Sanro di Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. FYI, Sanro merupakan julukan untuk pelaku yang melakukan pengobatan tradisional.
Sejauh ini di Indonesia terdapat 2 jenis, diantaranya sanro pammana (menangani persalinan) atau sanro pangnguru (melakukan pengobatan dengan pengurutan). Berdasarkan informasi, nama-nama tersebut diambil dari keahlian pengobatan yang dijalankan.
Kedua profesi tersebut sama-sama menangani penyakit dalam, namun tak seserius seperti penyakit zaman sekarang, ya, Sobat. Penyakit dalam yang ditangani sanro adalah turunnya daya tahan tubuh, umumnya dialami oleh perempuan pasca melahirkan. Dalam istilah Makassar berarti bingkasa.
Saat ada seorang pasien yang mengalami bingkasa, nantinya akan dilakukan teknik pengurutan di area perut oleh seorang ahli. Selain bingkasa, sanro juga melakukan pengobatan tradisional untuk mengobati wasir atau masalah perut lainnya.
Rempah-rempah sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Salah satu bukti kuat jika rempah-rempah digunakan sebagai bahan campuran obat adalah dengan penemuan arkeolog seperti jambangan yang berisi cengkeh di situs Mesopotamia. Diperkirakan jambangan yang berisi cengkeh ini sudah ada sejak tahun 1721.
Dari penemuan tersebut membuktikan bahwa pengobatan tradisional merupakan wujud pencapaian dari kebudayaan yang akan tumbuh di dalam masyarakat. Apalagi sanro hadir sebagai kesakralan dengan memberikan sugesti agar pasien sembuh.
Mengutip penelitian Anthony Reid bertajuk Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1: Tanah di Bawah Angin, dituliskan bahwa tabib di Asia Tenggara mengobati penyakit pada jiwa sebanyak mengobati penyakit pada tubuh.
Dalam penelitian tersebut juga dipaparkan bahwa pengobatan dalam menjaga kesehatan hidup manusia dilakukan dengan unsur magis dan bantuan rempah-rempah.
Rempah-rempah memang terbaik, sih, Sobat. Selain jadi komoditas sejak zaman dahulu, rupanya dunia pengobatan lawas telah memanfaatkan rempah-rempah pula. Pun dengan masa kini, rempah masih eksis digunakan sebagai metode penyembuhan beberapa penyakit ringan seperti penggunaan jahe untuk menghangatkan tubuh dan sakit tenggorokan, atau kunyit hangat untuk meringankan nyeri pada haid.