Selain ingin menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, Indonesia juga bercita-cita menjadi pemain besar di industri halal dunia pada tahun 2024 mendatang. Maka dari itu, pemerintah mengupayakan berbagai cara untuk membantu pengembangan industri halal Tanah Air.
Salah satu langkah untuk mewujudkan target tersebut adalah dengan membangun laboratorium penelitian produk halal yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dipaparkan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, penyediaan laboratorium untuk penelitian produk halal di BRIN mempunyai tiga fasilitas riset untuk mendeteksi produk halal.
“Fasilitas riset ini untuk bisa memberikan keamanan bagi masyarakat dan pada saat yang sama, teknologinya tentu dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan barang, seperti pangan dan obat-obatan yang selama ini belum ada substitusinya,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai Rapat Komites Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Senin (30/5).
Tidak hanya membangun fasilitas riset produk halal di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pemerintah juga mengupayakan penyediaan sumber daya manusia yang memadai untuk pengembangan indutsri halal domestik.
Upaya positif pemerintah tersebut yaitu memanggil kembali para ahli Indonesia yang kini bekerja di luar negeri, untuk kembali pulang ke Tanah Air dan membantu pengembangan indutsri halal domestik.
“Kami bahkan mengundang para ahli yang sekarang ini masih bekerja di luar negeri untuk bisa kami tarik ke Indonesia sehingga memperkuat mekanisme dan juga sistem bagi keseluruhan ekosistem industri halal Indonesia,” ujar Menkeu.
Tentunya dengan adanya pusat penelitian produk halal diharapkan bisa semakin membantu kinerja industri halal Indonesia yang kini sudah diakselerasi lewati 2 kawasan industri halal di Sidoarjo, Jawa Timur dan Cikarang, Jawa Barat.
Dukungan dari pemerintah untuk bantu pengembangan industri halal tak hanya berhenti di situ. Pemberian insentif hingga mengadakan kegiatan edukasi kepada masyarakat untuk produk halal juga tengah dipertimbangkan.
Menurut Menkeu, keinginan masyarakat untuk menaruh dana di produk investasi keuangan syariah cukup besar, tetapi beberapa produk masih belum familiar.