Sobat, siapa yang kantornya udah mulai menerapkan WFO (Work from Office) 100%? Hmm, kalau jarak rumah dari kantor deket sih nggak jadi masalah ya. Tapi, kalau jauh ternyata ini berpengaruh pada produktivitas pekerja, lho. Ya, baru-baru ini ada hasil penelitian di AS (Amerika Serikat) yang menyebutkan kalau pekerja lebih produktif kalau nggak bekerja ke kantor setiap hari alias diberlakukan Work from Home (WFH) atau hybrid.
Work from Home sendiri awalnya dimulai saat kasus pandemi Covid-19 menghantam dunia. Di mana cara WFH dilakukan untuk beradaptasi di masa pandemi Covid-19 saat mobilitas masyarakat dibatasi. Namun ternyata, menurut analisa terbaru Federal Reserve Bank of New York, menunjukkan bahwa pekerja yang tak PP ke kantor alias WFH bisa mengambil keuntungan dengan lebih banyak waktu tidur, rekreasi dan juga kegiatan lainnya.
Dalam penelitian kali ini, Federal Reserve Bank of New York menggunakan American Time Use Survey untuk bisa memahami bagaimana pekerja menghemat waktu perjalanan. Ditemukan bahwa pekerja mengalokasikan waktu PP ke kantor untuk kegiatan rekreasi dan tidur. WFH juga menyebabkan pengurangan jam kerja secara keseluruhan kira-kira 35%, namun diimbangi dengan peningkatan bekerja di rumah.
Hal ini juga ternyata mempengaruhi perubahan perilaku pada kelompok usia yang lebih muda. Ketika WFH, pekerja di Amerika Serikat yang berusia muda banyak menggunakan sisa waktu perjalanan yang dihemat untuk terlibat dalam kegiatan rekreasi seperti makan di luar, berolahraga, atau menghadiri acara sosial. Sedangkan yang berusia di atas 30 tahun, menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh anak, pemeliharaan rumah, dan persiapan makan.
“Temuan ini memberikan kepercayaan pada berbagai laporan tentang preferensi karyawan untuk pengaturan kerja yang fleksibel, mengingat bahwa memotong perjalanan memungkinkan orang untuk menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan lain, seperti penitipan anak atau rekreasi,” tulis David Dam, seorang mantan analis riset Fed New York.
Para responden mengaku tidak wajib ke kantor membuat mereka terhindar dari lelah berlebihan (burnout), atau perasaan ingin bekerja seperlunya saja, tanpa harus menciptakan prestasi atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Quiet Quitting.
Maka tidak heran, meskipun pandemi udah reda, beberapa pekerja masih mempertahankan kesempatan bekerja dari rumah. Setidaknya, setelah pandemi mereda dan WFO kembali diberlakukan, masih ada 15% karyawan penuh waktu tetap bekerja jarak jauh dan ditambah 30% bekerja secara hybrid.
Rata-rata pekerja di Amerika Serikat sendiri banyak yang tinggal jauh dari kantornya dengan menghabiskan waktu satu jam untuk perjalanan komuter. 10% dari total pekerja AS malah butuh waktu dua jam dari rumah sampai ke kantor.
“Manfaat tambahan bekerja dari rumah – bagi mereka yang menginginkannya – akan menjadi pertimbangan penting untuk masa depan pengaturan kerja yang fleksibel,” sambungannya.
Nah, kalau warga +62 kira-kira relate nggak ya dengan temuan penelitian di masyarakat AS? Apalagi kita tahu ‘kan, ibukota Indonesia yaitu Jakarta kerap mengalami kemacetan yang membuat lelah pekerja dalam mobilitas ke kantor.
Jika menilik data dari Badan Pusat Statistik yang sempat mencatat pada 2019 (sebelum pandemi), diketahui bahwa rerata waktu tempuh para pekerja Jabodetabek dari rumah ke kantor antara 30 menit hingga 60 menit menggunakan kendaraan pribadi dan transportasi umum.
Kalau kamu sendiri, lebih senang WFH atau WFO, Sob?