Peneliti Bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja merekomendasikan pemerintah untuk tidak melakukan pembangunan infrastruktur penting di Jalur Sesar Aktif.
Dengan membangun infrastruktur di wilayah sesar aktif maka akan mengakibatkan kerusakan pada material dan dampak buruk korban jiwa. Jalur Sesar aktif atau patahan adalah lapisan kulit bumi yang rekah dan dapat bergeser.
“Efek pergerakannya juga sangat merusak seperti yang terjadi di gempa Palu pada 2018 lalu,” jelas Danny seperti dikutip CNN Indonesia pada Rabu (29/12/2021).
Untuk mitigasi atau upaya mengurangi risiko bencana, pemerintah dan masyarakat yang tinggal di area sesar harus mematuhi SNI 1726-2019 mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung dan peta bahaya gempa Indonesia.
Dalam penerapan mitigasi bahaya pergerakan sesar juga perlu peta sesar yang cukup detail, yakni 1:10.000 atau lebih besar dengan data parameter seismiknya. Artinya, kita harus mengetahui jalur sesar aktif di wilayah masing-masing kemudian sedapat mungkin dihindari.
Setelah itu, perlu adanya zona sempadan sesar, di mana seharusnya tidak ada pembangunan infrastruktur, seperti sekolah, rumah sakit, hingga perkantoran. Mengenai wilayah percontohan, bisa dilihat seperti di California, Amerika Serikat. Di mana lebar zona sempadan sesar di California sebesar 60-200 meter dari zona sesar, sedangkan di New Zealand minimal 20 meter dari zona sesar terluar.
Sekedar informasi saja, saat ini penelitian gempa dan gunung api di Indonesia terbilang masih sedikit. Maka dari itu, ia berharap perlu adanya riset yang masif, sistematis, terintegrasi, dan komprehensif dalam program skala nasional.
Adapun sesar aktif di Indonesia yang diketahui terdapat di beberapa wilayah, seperti:
Sesar Semangko: Membentang di sepanjang Pulau Sumatra. Sesar ini perlu diwaspadai karena di jalur ini banyak infrastruktur penting.
Sesar Palu Koro: Sesar mendatar yang membelah Pulau Sulawesi, tepatnya dari Teluk Palu hingga Lembah Bone.
Sesar Sorong: Sesar mendatar ini terbentuk akibat benturan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Pasifik.
Sesar Mentawai: Membentang di Kepulauan Mentawai dari utara ke selatan. Slip rate antara 14-15 mm/tahun.
Sesar Kambing: Merupakan sesar naik menjadi penyebab Pulau Kambing yang terletak di utara Jawa Timur terangkat ke permukaan laut.
Sesar Cimandiri: Sesar geser ini membentang dari pelabuhan yang berada di Sukabumi hingga ke Subang.
Sesar Opak: Sesar naik dari dataran tinggi Wonosari hingga Yogyakarta.
Sesar Lembang: Masuk ke dalam kategori sesar naik dengan area dari Gunung Batu Lembang hingga Padalarang.