Kalau ngomongin soal dunia astronomi pasti selalu ada penemuan baru. Nah, belum lama ini para ahli astronomi berhasil menemukan lubang hitam tertua di alam semesta. Menurut informasinya, lubang hitam tersebut sudah ada sejak 600 juta tahun lalu, Sob.
Tahukah kamu lubang hitam yang ditemukan ahli astronomi ini digadang-gadang sebagai black hole tertua di alam semesta, loh. Dikatakan demikian, karena lubang hitam ini memiliki ukuran yang beratnya berkisar 9 juta massa Matahari.
Penasaran nggak, sih, bagaimana lubang hitam tertua bisa ditemukan oleh para astronomi di masa sekarang? Untuk informasi lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut ini, ya!
Awal Black Hole Tertua Ditemukan
Jadi, lubang hitam tertua ini berhasil terdeteksi lewat Teleskop Luar Angkasa James Web (JWST) yang merupakan bagian dari Cosmic Evolution Early Release Science (CEERS) Survey. Saat ditemukan, lubang hitam tersebut berlokasi di pusat galaksi bayi 570 juta tahun setelah alam semesta ini dimulai.
Mengapa hal tersebut bisa ditemukan? Yaps, ada kemungkinan kamera dari Teleskop Luar Angkasa James Web (JWST) menangkap lubang hitam dan galaksi dari jarak yang ekstrem dan mengukurnya secara akurat.
Untuk menemukannya, para ahli astronomi memindai langit dengan dua kamera inframerah, yaitu James Webb Mid-Infrared Instrument (MIRI) dan Near Infrared Camera. Selain itu, mereka juga menggunakan spektrograf yang merupakan bawaan dari kamera. Diketahui fungsi spektrograf ini untuk memecah cahaya menjadi frekuensi komponennya.
Rupanya penemuan lubang hitam tertua ini mampu memikat publik. Menurut Steven Finkelstein selaku astronom University of Texas di Austin, sejauh ini penelitian yang berkaitan dengan alam semesta bersifat teoretis.
Lubang hitam atau black hole merupakan salah satu objek yang berada di luar angkasa. Keberadaannya untuk ditelusuri lebih mendetail sangat menarik perhatian masyarakat bumi. Selama ini black hole terkenal dengan sifat misteriusnya di alam semesta.
Awal mula lubang hitam terbentuk dari reruntuhan bintang raksasa yang tumbuh dan terus-menerus menyerap materi gas, debu, bintang, dan cahaya. Pada dasarnya lubang hitam tak memiliki cahaya. Namun karena sifatnya yang memakan objek di sekitarnya, terciptalah cincin cahaya pada lubang tersebut.
Penemuan Diterbitkan dalam Jurnal
Ulasan tentang penemuan lubang hitam tersebut diterbitkan dalam jurnal Astrophysical Journal Letters. Adapun artikelnya berjudul “A CEERS Discovery of an Accreting Supermassive Black Hole 570 Myr after the Big Bang: Identifying a Progenitor of Massive z>6 Quasars”.
“Ini adalah yang pertama yang kami temukan pada pergeseran merah ini (titik waktu setelah Big Bang), tetapi harus ada banyak dari mereka,” ujar Rebecca Larson selaku penulis studi utama sekaligus seorang ahli astrofisika di University of Texas, Austin.
Ahli astronomi yang meneliti penemuan terbaru mengenai lubang hitam tertua ini menyimpulkan bahwa kemungkinan besar terdapat lebih banyak lagi jenis black hole lain yang masih belum diketahui.
“Kami benar-benar memperkirakan bahwa lubang hitam ini tidak terbentuk begitu saja. Jadi, seharusnya ada lebih banyak lubang hitam yang lebih muda dan ada lebih awal di alam semesta,” jelas Rebecca.
“Kami baru mulai dapat mempelajari sejarah kosmik kali ini dengan teleskop luar angkasa James Webb, dan saya senang kami menemukan lebih banyak dari mereka,” tambahnya.
Pengamatan Black Hole yang Mendalam
Meskipun kali ini ada penemuan baru, tapi tampaknya para astronomi masih terus melakukan pengamatan lebih jauh mengenai radiasi dan beberapa pengetahuan lain seputar objek yang terkenal dengan sifat misterius tersebut.
“Penggabungan galaksi bisa jadi ikut bertanggung jawab untuk memicu aktivitas di lubang galaksi tersebut dan itu juga bisa mengarah pada peningkatan bentuk bintang,” tutur anggota tim CEERS sekaligus profesor astronomi di Rochester Institute of Technology di New York, Jeyhan Kartaltepe.
Semoga dari informasi ini bisa menambah wawasanmu seputar objek alam semesta ya, Sob.