Industri otomotif dalam negeri semakin menunjukkan ‘taring’-nya kala mengekspor produk otomotif sebanyak dua juta unit ke Australia. Hal ini bisa disebut merupakan milestone bagi industri otomotif di Tanah Air. Karena, tak hanya berhasil menembus pasar mancanegara, dengan produk otomotif RI diekspor ke Australia, menandakan bahwa hasil olahan industri dalam negeri sudah sesuai standar produk global.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara pelepasan ekspor perdana PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang juga dihadiri Presiden Jokowi di Karawang, Selasa (15/2).
Menperin Agus menyebutkan bahwa ekspor ke Australia sama sulitnya dengan ekspor ke Jepang. Di mana dua negara ini terkenal memiliki spesifikasi yang ketat terkait bahan bakar, emisi, keamanan dan lainnya. Berhasil tembusnya produk Indonesia ke pasar mancanegara ini membuktikan bahwa produk dalam negeri telah memiliki daya saing yang tinggi.
“Dengan demikian, setelah menembus pasar Australia, Indonesia sudah ekspor ke empat benua di dunia, yaitu Amerika, Afrika, Asia, Australia,” jelas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Lebih lanjut, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita juga menyampaikan bahwa pihak Kementerian Perindustrian akan terus memacu seluruh sektor industri untuk meningkatkan nilai investasi, pemberian nilai tambah yang berujung dapat membuka peluang pasar ekspor baru di kancah internasional.
Potret Industri Otomotif Indonesia
Dengan memiliki rantai nilai yang terbentang luas, diketahui industri otomotif nasional memiliki forward linkage sebesar Rp 35 triliun dan nilai backward linkage sebesar Rp 43 triliun pada tahun 2021.
Dan untuk nilai investasi itu sendiri, pada tahun 2021, industri otomotif mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp22,3 triliun. Angka ini melejit 220% dari pencapaian di tahun 2020 lewat penanaman modal. Salah satunya, didukung oleh komitmen investasi dari Toyota Group sebesar Rp28,3 triliun hingga 2024.
Tak hanya berpuas dengan jumlah investasi, industri otomotif RI juga terus mengakselerasi peningkatan nilai tambah dalam produknya. Hal ini dilakukan demi menaikkan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau local purchase dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia.
“Saat ini, local purchase kendaraan roda empat atau lebih yang diproduksi di Indonesia rata-rata 20-80%. Namun dapat kami laporkan bahwa seluruh produksi dari Toyota sudah memiliki local purchase atau lokal konten sebesar 75%. Jadi, merek boleh Toyota, tetapi sebetulnya produk dalam negeri,” tambah Menperin.
Produk otomotif RI pun diketahui sudah diekspor ke 4 benua di dunia dan tembus lebih dari 80 negara per tahun 2021. Adapun jenis produk otomotif yang diekspor adalah 294 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp 52,90 triliun, serta sebanyak 91 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp1,31 triliun, dan 85 juta pieces komponen dengan nilai sebesar Rp29,13 triliun.
Menperin juga menyebutkan bahwa peningkatan kinerja industri otomotif dalam negeri juga terkerek berkat kebijakan perpanjangan diskon PPnBM DTP atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah untuk membantu pelaku industri otomotif di tengah pandemi.
”Hasil kebijakan PPnBM DTP terbukti mampu menopang pertumbuhan dan peningkatan produksi kendaraan dan mampu menghindarkan terjadinya PHK pada sektor industri otomotif, khususnya sektor IKM,” tutupnya.