Untuk meningkatkan perekonomian desa di wilayah Jawa Timur, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mendorong Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes agar dapat berkolaborasi dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Dengan adanya kolaborasi tersebut diharapkan agar BUMDes dan pelaku UMKM tidak saling bersaing satu sama lain dan keduanya harus bisa berjalan beriringan. Emil mencontohkan, misal suatu desa wisata bisa memiliki peluang untuk aktivitas BUMDes seperti membuka pujasera dengan berkolaborasi bersama penjual makanan dan minuman oleh pelaku UMKM.
“BUMDes-nya bisa menyediakan kantin, mungkin bisa bagi hasil dengan UMKM-nya bisa jualan,” ujar Emil seperti dikutip Kompas, pada Sabtu (8/7).
Tidak hanya itu saja, Emil Dardak beserta jajarannya pun sudah menyiapkan program agar kolaborasi ini berjalan dengan baik dan dilakukan secara profesional. Program tersebut berupa Klinik BUMDes.
“Di dalam program Klinik BUMDes yang salah satunya inovasi terbaik nasional, sekitar tahun lalu atau dua tahun lalu, itu mencoba memberikan captive business, usaha-usaha yang istilahnya sangat potensial,” tambahnya.
Sebagai informasi saja, sebelumnya pemerintah Jawa Timur sudah memberikan suntikan modal usaha kepada 100 desa wisata untuk program pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan untuk mengaktifkan kembali usaha-usaha di desa yang terdampak pandemi Covid-19.
Adapun dana yang diberikan pemerintah provinsi Jawa Timur untuk para pelaku usaha yang terdampak Covid-19 di desa wisata kurang lebih sebesar Rp50 juta.
Lalu, kenapa perlu meningkatkan ekonomi di desa wisata?
Wakil Gubernur Jawa Timur itu pun menjelaskan jika peran desa wisata sangat penting untuk mengangkat gairah UMKM. Serta bila ditelaah secara kualitatif, desa wisata memiliki potensi besar untuk konten lokal.
“Ruang untuk UMKM bisa jualan sangat tinggi, cuma karakter desa wisata agak beda dengan spot wisata besar seperti jatim Park, itu yang datang bisa beribu (orang, kalau desa wisata ya mungkin 100-200,” tutup Emil.