Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki berbagai sumber pangan berkualitas terbaik di dunia, salah satunya dari sektor perkebunan teh. Hal ini dibuktikan oleh Pemprov Jawa Barat yang kembali ekspor teh ke negara besar Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab.
Tidak tanggung-tanggung, nilai ekspor teh Pemprov Jawa Barat sebanyak 20 ton atau bernilai sekitar Rp. 614 juta. Pengiriman dalam jumlah besar ini dilepas langsung oleh Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil di Gedung Pakuan Bandung pada Jumat (25/3/2021).
“Ekspor teh ini membuktikan bahwa sektor pertanian dan pangan paling tangguh terhadap COVID-19 sekaligus membuktikan teh masih menjadi komoditas primadona dari Jabar selain kopi,” ujar Kang Emil sapaan Gubernur Jawa Barat.
Dengan pengiriman teh ini bisa berpengaruh terhadap recovery rate atau angka pemulihan ekonomi Jabar pasca COVID-19. Tercatat, minggu ini nilai angka pemulihan ekonomi Jawa Barat terus meningkat di angka 58, setelah minggu sebelumnya mendapat angka 48.
Diprediksi, ekonomi Jabar akan tumbuh positif 4,5 persen pada akhir tahun 2021. Ridwan Kamil sendiri optimis, angka tersebut akan tercapai seiring bergeraknya ekonomi dan vaksinasi.
“Mudah-mudahan sesuai prediksi akhir tahun 2021, ekonomi Jabar bisa tumbuh positif 4,5 persen salah satunya dengan pergerakan ekonomi lewat ekspor teh,” tambah Kang Emil.
Berdasarkan Data Statistik Perkebunan tahun 2019, Jawa Barat memiliki luas lahan perkebunan teh seluas 85.234 hektar. Dari jumlah tersebut terdapat 45.240 perkebunan rakyat, 20.652 perkebunan besar swasta, dan 19.342 perkebunan besar Negara.
Perkebunan teh di Jawa Barat terletak di 11 Kabupaten, yakni Kabupaten Bandung (18.986 ha), Bandung Barat (2.900 ha), Bogor (1.998 ha), Ciamis (174 ha), Cianjur (2.881 ha), Garut (6.822 ha), Majalengka (672 ha), Purwakarta (4.706 ha), Subang (2.350 ha), Sukabumi (13.187 ha), Tasikmalaya (10.052 ha) dan Sumedang (525 ha).
Produktivitasnya pun terbilang cukup besar yakni rata-rata 1.519 kilogram per hektar. Untuk tempat produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya dengan hasil sebesar 1.918 kg per hektar dan terendah di Kabupaten Majalengka yakni sebanyak 343 kg/hektar.
Kualitas baik tersebut tidak lepas dari fasilitas yang diberikan oleh Dinas Perkebunan Jawa Barat berupa penyediaan benih teh, pestisida, alat pertanian, bimbingan teknis hingga akses dan fasilitas promosi produk perkebunan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Pada 2021, PT Kabepe Chakra akan menaungi para petani teh di Jawa Barat dan merencanakan ekspor teh sebesar 10.400 ton dengan nilai sekitar Rp. 248,34 miliar dengan tujuan benua Afrika, Amerika, Asia, dan Eropa.
Sekedar informasi saja, ekspor produk pertanian dan perkebunan Jawa Barat masih yang tertinggi di Indonesia. Khusus produk teh, kontribusi Jabar terhadap total produksi teh nasional sebar 69,15 persen, disusul Jawa Tengah 9,06 persen, Sumatera Utara 6,20 persen, Sumatera Barat 5,70 persen, dan Jambi 2,59 persen.