Pemerintah sedang melibatkan pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke dalam platform katalog elektronik (e-katalog) pengadaan barang jasa nih, Sob. Ditargetkan total produk UMKM yang masuk dalam e-katalog ini naik dari 2,9 juta menjadi 5 juta per tahun ini.
Buat yang belum mengenal E-Katalog pengadaan barang dan jasa merupakan aplikasi belanja online yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Di aplikasi tersebut menyediakan berbagai macam produk dari berbagai macam komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah.
Adanya target peningkatan jumlah pelaku UMKM di e-katalog barang dan jasa ini disampaikan oleh Pelaksana Harian Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto pada Senin (3/7) saat di peluncuran aplikasi Juragan Doku, di Jakarta.
“Sebanyak 40 persen belanja kementerian/lembaga harus menyerap produk UMKM. Upaya pemerintah agar produk UMKM masuk ke platform e-katalog pengadaan barang/jasa pemerintah harus dilihat sebagai upaya untuk mendorong perluasan pasar,” kata Rulli.
Menurut Rulli Untuk mencapai target tersebut pihaknya akan melakukan sosialisasi dengan sejumlah pemangku kepentingan. Salah satunya termasuk komunitas UMKM.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Sahabat UMKM (komunitas UMKM), Faisal Hasan Basri mengatakan bahwa inisiatif pemerintah untuk meningkatkan jumlah produk UMKM di e-katalog pengadaan barang/jasa adalah hal yang perlu disyukuri.
Sebab, hal tersebut sama saja seperti pemerintah membuka kesempatan luas bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Nah, kesempatan tersebut biasanya datang seiring dengan persiapan produksi yang matang. Namun kesempatan tersebut akan terasa sia-sia apabila tak ada persiapan.
“Kendati sudah memiliki produk, suatu UMKM belum tentu bisa masuk begitu saja dalam platform e-katalog pengadaan barang/jasa pemerintah. Penyebabnya beragam, seperti kategori produk yang dimiliki tidak cocok dan pelaku UMKM belum tersosialisasi optimal cara bergabung di platform e-katalog. Bisa jadi sudah masuk platform, tetapi produksi ternyata belum berkelanjutan,” ungkap Faisal.
Namun, berdasarkan pengamatannya, banyak UMKM biasanya mencari informasi seputar pendaftaran masuk platform e-katalog pemerintah secara mandiri. Padahal ada kemungkinan sebagian dari mereka yang masih belajar beradaptasi dan belum terbiasa dengan berjualan lewat digital.
Oleh karena itu, sekarang sejumlah perusahaan teknologi berbondong-bondong membantu dalam memberikan solusi lewat program pendampingan. Salah satunya seperti aplikasi Juragan Doku.