Keberadaan cacar monyet atau kasus pertama monkeypox telah terdeteksi di Indonesia beberapa hari lalu tepatnya pada Sabtu (20/8/2022). Untuk mencegah penyebaran virus DNA double-stranded tersebut, pemerintah membuat berbagai langkah, salah satunya adalah mengadakan 10.000 dosis vaksin cacar monyet tersebut.
Melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, pengadaan 10.000 dosis vaksin cacar monyet berbeda dengan vaksin untuk cacar air. Di mana pemberian vaksin akan diberikan setelah seseorang terpapar. Artinya, kelompok masyarakat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin adalah orang yang sudah terkonfirmasi positif penyakit tersebut.
Adapun ciri-ciri orang yang terjangkit virus monkeypox mirip dengan cacar pada umumnya, yakni mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, pembengkakan kelenjar getang bening, dan muncul ruam di kulit.
Proses infeksi hingga muncul gejala berlangsung kurang lebih 7-14 hari hingga 5-21 hari. Mengenai penularannya sendiri, dr. Anindia Larasati, Sp.PD menjelaskan jika monkeypox dapat tertular dari binatang atau terjadi kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau pasien yang terkonfirmasi monkeypox.
Oleh karena itu, masyarakat perlu menjaga jarak dan menghindari kontak dekat dengan orang yang diduga atau terpapar cacar monyet, juga dengan hewan yang bisa terinfeksi guna meminimalisir resiko penularan virus.
Selain itu, cara untuk menghindari virus dari genus Orthopoxvirus (family Poxviridae), yaitu dengan rajin membersihkan lingkungan sekitar yang bisa saja terkontaminasi virus. Bagi, orang yang telah terpapar, diwajibkan untuk mengisolasi diri dari orang lain sampai lapisan kulit baru terbentuk di tubuh dan dipastikan virus tidak lagi bisa ditularkan ke orang lain.
Sebatas untuk informasi kamu, cacar monyet atau monkeypox yaitu penyakit zoonosis yang berasal dari Afrika Barat dan Kongo Basin. Virus ini ditemukan pertama kali pada tahun 1958. Saat ini kurang lebih 89 negara telah melaporkan kasus cacar monyet kepada WHO. Meski telah ditemukan vaksin untuk cacar monyet, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin tersebut tidak 100 persen efektif.