Sejak minggu terakhir Februari 2023, gejolak kenaikan beras perlahan mulai mereda. Berdasarkan pantauannya menurut layar dasbor di laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) keluaran Bank Indonesia (BI), harga beras baik yang mutu bawah, medium hingga premium cenderung dengan harga yang stabil.
Kalau melihat dari skala nasional, harga beras di 34 provinsi, yaitu Rp10.600 per kg untuk beras mutu bawah dan Rp17.150 pada kualitas premium. Harga beras berhasil bertahan stabil di angka yang relatif lebih tinggi.
Berdasarkan data PIHPSN, daripada tahun lalu, harga stabil pada level tersebut berarti Rp1.200 per kg lebih tinggi pada beras mutu bawah dan yang premium bahkan Rp2.000 per kg lebih mahal.
Dari data yang telah diketahui ini, para analis percaya harga beras saat ini yang kemudian akan menjadi harga baru di 2023. Nantinya pasokan beras akan aman dan stabil, walaupun gelontoran beras dari Bulog mulai diberhentikan. Karna seperti informasi yang telah beredar, sepanjang Desember 2022 hingga Januari 2023, pemerintah sempat lakukan impor 500 ribu ton beras.
Namun hal tersebut tak perlu dikhawatirkan lagi. Pasalnya mulai Februari lalu panen beras petani musim hujan (rendeng) telah dimulai. Dan ini masih akan terus berlanjut ke Maret hingga mencapai puncaknya pada April atau Mei mendatang.
“Saat ini pemerintah menjaga stabilitas harga di tingkat petani,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi.
Seperti yang diketahui, sebelumnya harga padi sempat mengalami kenaikan di lingkungan petani yang disebabkan oleh adanya lonjakan inflasi. Misalnya, pada akhir 2022 harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani tembus Rp5.600 per kg. Sementara pada Januari sampai Februari terus alami kenaikan mencapai Rp5.800 per kg.
Tak hanya itu, dilansir indonesia.go.id, menurut data yang dikeluarkan oleh BPS, per Februari 2023, nilai tukar petani (NTP) tembus 110,53. Hal ini cukup terjadi kenaikan sebesar 0,71 poin dari Januari. Sebab, pada awal 2023, NTP berada di level 109.
Akan tetapi, dengan harga beras yang naik ini masih bisa terkoreksi turun di tingkat konsumen. Oleh karena itu, pemerintah akan berusaha tetap menjaga agar tingkat harga yang sekarang sudah terbentuk tak akan lagi merugikan petani, meskipun harganya tak sampai mencekik konsumen terutama dari lapisan bawah.
“Tugas pemerintah itu melindungi dan menjaga stabilitas harga dari hulu pada tingkat petani hingga hilir pada tingkat konsumen. Petani perlu menerima profit yang memadai, tapi harganya terjangkau oleh masyarakat luas,” ungkap Arief Prasetyo Adi selaku Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas).