Pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, meninggalkan masalah baru untuk beberapa desa di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Masalah tersebut berupa kesulitannya air bersih yang didapat di beberapa desa di wilayah Cikalong Wetan.
Kepala Desa Cikalong, Agustian Hidayat mengungkapkan jika sudah tahun warga di dua kampung Desa Cikalong mengalami kesulitan air bersih akibat proyek pembangunan infrastruktur penunjang jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Sudah dua tahunan khususnya Kampung Dangdeur dan Kampung Pangkalan kesulitan air. Sebelum ada proyek kereta cepat aman-aman saja, sampai puluhan tahun tidak pernah kekurangan air,” ujar Agustian Hidayat seperti dikutip Kompas.
Sulitnya air bersih di Desa Cikalong diakibatkan oleh mata air yang menghidupi dua kampung, yakni Dangdeur dan Pangkalan telah menghilang akibat pembangunan terowongan 6.3 dan terowongan 6.4 Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
“Jarak terowongan ke mata air itu 100 meter. Jadi, posisi terowongan itu berada di bawah mata air,” tambah Agustian Hidayat.
Saat ini, untuk mendapatkan air bersih warga Desa Cikalong harus bersusah payah mengambil air dengan cara memanfaatkan secara bergantian sumur pribadi milik warga dan sumur bor yang dibuat oleh pemerintah daerah setempat.
Agustian Hidayat selaku Kepala Desa Cikalong pun telah dua kali mengirim surat ke KCIC untuk memberikan solusi kepada kurang lebih 150 Kepala Keluarga dari dua kampung di Cikalong Wetan yang mengalami kesulitan air. Namun hingga saat ini, belum ada balasan dari pihak KCIC.
“Sudah dua pihak desa layangkan surat, Cuma belum ada balasan. Memang kabarnya sudah ada titik terang, tapi katanya fokus dulu ke perbaikan jalan. Saya sudah katakana bahwa air ini kebutuhan pokok, tapi kata mereka menunggu tembusan dari atasan,” tambahnya.
Menanggapi laporan tersebut, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna akan mengecek kondisi warga Desa Cikalong yang mengalami dampak buruk dari proyek pembangunan kereta cepat sekaligus mengecek kondisi jalan rusak di daerah Desa Cikalong.