Sudah denger belum, Sob, ada peluang besar investasi bagi Indonesia di industri oleokimia. Industri oleokimia bertumbuh melalui pengembangan produk turunan sawit rendah karbon (palm mesocarp olein/PMO). Produk turunan PMO meliputi antara lain, gliserin, surfaktan, sabun, kosmetik, parfum, dan cat.
Peluang industri oleokimia dari Uni Eropa punya nilai tambah investasi yang tinggi, Sob. Nilai awal investasi industri oleokimia ini diperkirakan sebesar 1 – 3 miliar dolar AS. Produk untuk industri senyawa kimia seperti gliserin dan surfaktan harganya bisa mencapai 1.400 – 2.000 dolar AS per ton, dengan nilai tambah 200 persen. Sementara produk kosmetik, parfum, dan cat harganya berkisar 3.000 – 4.000 dolar AS per ton dengan nilai tambah 600 persen.
Jadi, ini bisa menjadi peluang menarik bagi pertumbuhan industri Tanah Air. Namun, Sob, selama ini Uni Eropa masih mempersoalkan minyak sawit dan produk turunannya dari Indonesia. Uni Eropa menghambat ekspor produksi sawit Indonesia dengan kebijakan Arah energi Terbarukan (RED) II dan Undang-Undang Produk Bebas Deforestasi (EUDR).
Demi merebut potensi investasi ini, perlu upaya pengembangan pabrik oleokimia di Indonesia. Selain itu, Indonesia diharapkan menarik minat Uni Eropa agar mau berinvestasi bahkan merelokasi pabriknya ke Indonesia.
Dalam mencapainya, ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan. Indonesia perlu mempermudah persyaratan memasukkan barang modal tidak baru (BMTB), seperti mesin dan peralatan khusus, guna pengembangan hilirisasi industri sawit.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia didesak untuk memiliki produk turunan minyak sawit rendah karbon (PMO). Sebab, oleokimia bertumpu dari pengembangan produk turunan komoditas tersebut.
Maka, seperti diuraikan pelaksana tugas Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga, DMSI akan merintis produksi PMO dengan mengolah tandan buah segar sawit menggunakan teknologi proses kering.
Selama ini, produksi PMO masih memakai teknologi proses basah yang menghasilkan emisi karbon dalam jumlah tinggi. Jalan keluar yang dapat ditempuh ialah dengan merintis produksi PMO berteknologi proses kering yang juga bermanfaat ramah lingkungan.
Adapun dalam bidang perindustrian Tanah Air, industri oleokimia dasar dan kemurgi merupakan salah satu industri hulu prioritas yang dikembangkan pemerintah. Sesuai Rencana Induk Pengembangan Industri (RIPIN) 2015-2035, industri hulu agro yang akan dikembangkan antara lain adalah industri oleofood, oleokimia, dan kemurgi.
Kira-kira dengan potensi di sektor oleokimia ini, bagaimana ya peluangnya untuk pengembangan industri dalam negeri? Bakal berdampak lebih baik atau buruk?