Gelaran Pelatihan Pengolahan Buah Mangrove Menjadi Komoditas Jual yang dihelat oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah berakhir sejak dimulai dari tanggal 23 hingga 27 Juni 2022.
Dalam acara penutupan Pelatihan Pengolahan Buah Mangrove Menjadi Komoditas Jual tersebut turut hadir berbagai pihak yakni Ketua TP PKK Kabupaten Morowali, Ny. Asnoni Taslim, Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Morowali, Dr. Hj. Marwani, M.Pd., Camat Bungku Tengah Wirda Rosanti, S.STP., M.PA., dan Perwakilan Manajemen PT IMIP, Emanuel Teweld.
Hasil dari pelatihan yang mengikutsertakan 40 orang yang berasal dari TP PKK warga pesisir Kecamatan Bungku Tengah yaitu Desa Matansala dan Desa Tofuti, menghasilkan 20 jenis produk olahan mangrove mulai dari kain batik, sabun, sirup, teh, keripik, stick, lulur, kopi, dodol, topi, tas, sepatu, dompet, totebag dan lain sebagainya.
Suksesnya acara Pelatihan Pengolahan Buah Mangrove Menjadi Komoditas Jual yang dilakukan oleh PT IMIP mendapat apresiasi dari banyak pihak. Terutama dari pihak pemerintah daerah Kecamatan Bungku Tengah.
Camat Bungku Tengah, Wirda Rosanti menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada pihak manajemen perusahaan atas komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat Morowali.
“Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan, bimbingan dan pendampingan dari Manajemen PT IMIP. Mudah-mudahan silaturahmi dan kerjasama yang baik ini terus berlanjut. Jangan bosan untuk membimbing kami dalam pengembangan produk kami, Insya Allah kedepannya ini dapat menggerakkan ekonomi masyarakat kami menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Sedangkan pihak dari PT IMIP yaitu Emanuel Tweled mengungkap bahwa pihaknya berharap kegiatan ini bisa memiliki manfaat jangka panjang pagi masyarakat desa yang telah dibina di acara Pelatihan Pengolahan Buah Mangrove Menjadi Komoditas Jual kemarin.
“Hari ini kita sepertinya akan menambahkan satu produk unggulan khas Morowali yang berbasis mangrove. Kami senang, kami bangga dan puas apa yang kita lakukan melalui pelatihan ini hasilnya sangat luar biasa. Selebihnya kita akan terus konsultasikan, kekurangannya apa, bagaimana arah pemasarannya dan seterusnya nanti akan didiskusikan bersama,” tandasnya.
Semoga, hasil produksi olahan mangrove bisa menjadi komoditas jual yang menggerakkan perekonomian masyarakat di Morowali khususnya Desa Matansala dan Desa Tofuti. Terlebih masyarakat kedepannya juga akan dibantu kucuran dana Rp200 juta per desa oleh Pemerintah Daerah dalam program bantuan modal usaha untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).