Indonesia sebagai negara maritim dan memiliki banyak pulau tentunya tidak asing dengan pelabuhan, bahkan di situlah tempat mata pencaharian masyarakat sekitar. Banyak pelabuhan bersejarah di Indonesia yang memiliki peran penting.
Maka dari itu, setiap tanggal 17 Juni diperingati sebagai Hari Dermaga Nasional. Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan atau disandarkan ke pelabuhan dan juga sekaligus menjadi tempat berlangsungnya kegiatan bongkar muat barang dan naik turunnya penumpang dari dan ke atas kapal.
Selain itu, di dermaga juga ada kegiatan mengisi bahan bakar kapal sebelum keberangkatan, memasok kapal dengan berbagai persediaan seperti air minum, air bersih, makanan. Terakhir, di dermaga juga dilakukan pengaturan saluran untuk air kotor/limbah.
Tidak hanya sekarang pelabuhan menjadi sektor penting pendapatan negara, namun sejak dahulu kala banyak pelabuhan-pelabuhan terkenal yang ramai lalu lintas kapal perdagangan dan akhirnya membawa komoditi hinga budaya baru ke Indonesia.
1. Pelabuhan Teluk Bayur, Punya Lagu Khusus
Perubahan bersejarah di Indonesia, Teluk Bayur, yang dulunya bernama Emmahaven dibangun antara tahun 1888 – 1893 di Padang. Emmahaven kemudian menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Hindia Timur. Pelabuhan ini juga menjadi saksi para perantau yang meninggalkan Tanah Minang untuk mengadu nasib di tempat lain.
Sekarang pelabuhan Teluk Bayur pun masih beroperasi dan sangat pas didatangi pada sore-sore menjelang matahari terbenam. Pelabuhan bersejarah di Indonesia ini sampai dibuatkan satu lagu khusus yaitu Teluk Bayur yang dinyanyikan oleh Ernie Djohan.
2. Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Terbesar di Hindia Belanda
Dari Sumatera Barat berpindah ke Sumatera Utara tepatnya Pelabuhan Belawan yang menjadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda pada tahun 1983. Tadinya, semua kegiatan bongkar muat dan lalu lintas masuk ada di Labuhan Deli milik kerajaan Deli, namun karena Sungai Deli semakin dangkal, dipindahkan ke tempatnya yang baru.
3. Pelabuhan Sunda Kelapa, Markas VOC
Pelabuhan bersejarah di Indonesia ini pasti banyak yang tahu. Ya, Pelabuhan Sunda Kelapa dulunya adalah pelabuhan Kerajaan Pajajaran. VOC berpindah ke Sunda Kelapa setelah bermukim di daerah Banten. Pelabuhan Sunda Kelapa ini dibuat sebagai benteng sekalian pusat komando usaha VOC di Hindia Timur.
Pelabuhan Sunda Kelapa berada di kota Batavia kemudian melakukan kegiatan pelabuhan pada umumnya yaitu mengumpulkan barang dagangan dari indonesia lalu dikirimkan ke Eropa.
Hingga pada akhir abad ke -19, pelabuhan utama Batavia ini pindah ke Tanjung Priok. Namun masyarakat masih bisa mengunjungi pelabuhan ini untuk melihat kapa-kapal kayu yang unik.
4. Pelabuhan Pulau Onrust, Disebut Sebagai Pulau Kapal
Selain Sunda Kelapa ada juga Pulau Onrust yang disebut masyarakat lokal sebagai pulau Kapal. Hal ini karena Pulau Onrust dulunya dijadikan pangkalan Angkatan Laut (AL) sehingga banyak kapal lalu lalang di perairan pulau ini.
Pelabuhan Pulau Onrust dibangun pada 1615. Namun tidak berlangsung lama, galangan kapal di porak porandakan oleh Inggris sekitar tahun 1800. Meski sudah dibangun lagi, kini di Pulau Onrust hanya tersisa reruntuhan karena dimakan zaman.
5. Pelabuhan Buleleng, Jagoannya Ibukota Provinsi Sunda Kecil
Pelabuhan bersejarah di Indonesia selanjutnya ada Pelabuhan Buleleng. Pelabuhan yang terletak di Ibukota Provinsi Sunda Kecil (yang kini telah menjadi Bali, Nusa Tenggara Barat da Nusa Tenggara Timur) Singaraja, menjadi pelabuhan ramai di masa awal kemerdekaan Indonesia.
Di masa penjajahan Belanda, dulunya pelabuhan ini berjasa sebagai lokasi bongkar muat kapal barang dan tempat kapal pesiar asing lempar sauh,
Sekarang hanya tersisa eks Pelabuhan Buleleng yang memiliki Gedung Societeit peninggalan zaman kolonial Belanda, jembatan penghubung Buleleng Timur dengan Singaraja hingga Monumen Yudha Mandala Tama yang menandai peristiwa perang sengit perobekan bagian biru di bendera Belanda menjadi merah putih oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bali.
6. Pelabuhan Ampenan, Rute Perdagangan Dalam dan Luar Negeri
Pelabuhan Ampenan yang berada di Lombok dulunya sekitar tahun 1800 adalah pelabuhan penting yang menjadi rute perdagagan dalam dan luar negeri.
Kapal-kapal dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Singapura, Tiongkok, India, Kepulauan Mauritius, dan Australia masuk dan bersinggah di pelbauhan Ampenan ini.
Masa kejayaan pelabuhan Ampenan ialah saat 1948 -1950. Sekarang hanya tersisa gedung-gedung tua dan kapal-kapal kecil yang bersandar di pelabuhan Ampenan.
7. Pelabuhan Paotere, Tempat Mangkalnya Kapal Pinisi
Berlokasi 5 km dari pusat kota Makassar Sulawesi Selatan, Pelabuhan Paotere berbeda dengan Pelabuhan Soekarno Hatta yang disinggahi kapal-kapal penumpang seperti Pelni. Di Paotere banyak kapal-kapal tradisional Sulawesi seperti Pinisi dan Sandeq berlabuh.
Pelabuhan ini peninggalan kerajaan Gowa-Tallo pada abad ke-14. Nama Paotere sendiri konon berarti seseorang yang handal merajut tali. Di pelabuhan ini tidak hanya sebagai tempat lalu lalang pedagang dan bongkar muat namun nelayan yang berlabuh bisa sekalian memperbaiki peralatan tambaknya di sini.