Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan jika pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di Indonesia berangsur membaik. Dengan begitu, dipastikan tidak akan ada pemadaman listrik hingga akhir Januari 2022.
Sebelumnya, diketahui negara mengalami kekurangan pasokan batu bara di akhir 2021 lalu, yang mengakibatkan sekitar kurang lebih 17 PLTU terancam tidak dapat beroperasi optimal dan berpotensi mengganggu pasokan listrik untuk 10 juta pelanggan.
“Sampai saat ini trennya membaik. Pemadaman tidak? Tidak, sudah lewat. Dari 17 PLTU itu tidak ada yang mati hari ini. (Wilayah) Jamali maupun luar itu jangan sampai mati karena kekurangan batu bara,” jelas Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan,seperti dikutip Kontan pada Rabu (13/1/2021).
Menteri ESDM, Arifin Tasrif pun telah meminta jajaran Kementerian ESDM untuk memastikan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik setidaknya harus mencapai minimum 20 HOP.
Dengan perintah tersebut, sejumlah upaya pun kini tengah dilakukan. Salah satunya adalah larangan ekspor batu bara dan melakukan verifikasi langsung ke lapangan untuk memastikan terjaminnya pasokan batu bara.
Tercatat, pada periode Agustus 2021 hingga Desember 2021, kondisi efektivitas pengiriman batu bara ke PLN hanya mencapai 62%. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan jika saat ini kondisi kekuarangan batu bara untuk listrik sudah bisa diatasi.
Di sisi lain, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdif, saat ini sedang melakukan berbagai skema pengaturan produksi pada sistem kelistrikan agar listrik tetap menyala, yaitu dengan skema line-up masing-masing unit pembangkit.
“Berbagai skema pengaturan produksi pada sistem kelistrikan kami lakukan agar listrik menyala, misalnya untuk di Sistem Jamali, PLTU hanya dibebankan sekitar 74 persen dari total kapasitasnya. Ini dilakukan sambil menunggu kedatangan pasokan batu bara tambahan,” ujar Agung Murdif dalam keterangan resmi, Selasa (11/1/2022).
PLN pun saat ini telah mendapatkan komitmen pasokan dari tambang mencapai total kebutuhan batu bara mencapai hari operasi ideal minimal 20 hari berkisar antara 16 sampai 20 juta metrik ton sesuai tingkat kesuksesan pengiriman batu bara.
Sekedar informasi saja, kebutuhan armada angkut untuk memenuhi hari operasi minimal 20 hari sampai dengan akhir Januari 2022 ini sebanyak 130 vessel shipment dan 711 tongkang shipment mulai terpenuhi secara bertahap dan akan segera merapat ke PLTU sesuai waktu dan lokasi yang telah ditentukan.