British Journal of Sports Medicine baru-baru ini merilis sebuah studi tentang kebiasaan pasien corona yang lebih cepat meninggal bila menderita gejala berat.
Seperti dikutip AFP, kebiasaan pasien corona dalam dua tahun terakhir yang kurang melakukan olahraga disebut resiko kematiannya tergolong tinggi. Studi ini dilakukan kepada 50.000 pasien COVID-19 yang kurang olahraga dengan gejala parah.
“Orang yang tidak aktif secara fisik selama dua tahun misalnya sebelum pandemi, lebih cenderung dirawat di rumah sakit dan membutuhkan perawatan intensif dan meninggal,” kutip AFP pada Rabu (14/4/2021).
Selain itu, peneliti telah menyimpulkan jika jarang berolahraga dapat mudah menderita COVID-19 dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki obesitas, hipertensi dan perokok aktif.
Sedangkan kondisi yang paling terkait dengan infeksi COVID-19 parah adalah usia lanjut, orang berjenis kelamin laki-laki, memiliki diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Namun, meski orang-orang yang jarang berolahraga lebih mudah terinfeksi virus COVID-10 parah. Namun, gaya hidup tersebut belum dimasukkan ke dalam kategori yang berbahaya.
Karena penelitian ini bukan berupa uji klinis dan tidak dapat ditafsirkan sebagai bukti langsung .