Di zaman serba digital umumnya masyarakat bertransaksi menggunakan pembayaran digital, seperti mesin EDC atau M-Banking. Namun pembayaran digital seperti itu tak berlaku di Pasar Kaki Langit, Sob.
Pasar yang berlokasi di Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini uniknya tidak menggunakan pembayaran digital atau uang rupiah sebagai alat transaksi, Sob. Justru mereka memilih untuk menggunakan koin kayu yang disebut dengan Kreweng.
Jangan salah, loh, Sobat, alat pembayaran ini bukan semata-mata gimmick belaka. Akan tetapi warga setempat terinspirasi dengan sistem transaksi pada zaman Majapahit. Konon, menurut sumber yang beredar, ketika Kerajaan Majapahit masih berjaya di Jawa semua orang bertransaksi menggunakan uang gobog yang berbentuk bulat sebagai alat pembayaran sah.
Lantas, bagaimana cara pemakaian uang koin kayu di Pasar Kaki Langit? Caranya cukup mudah, sebelum memasuki pasar ini para pengunjung dipastikan harus menukarkan uang rupiah dengan koin kayu yang nantinya digunakan sebagai alat transaksi jual beli.
Di koin-koin tersebut diukir angka seperti 10, 2, 5, dan 1. Nah, maksud angka-angka ini adalah bagaikan nominal rupiah. Misalnya 10 berarti Rp10 ribu, sedangkan 5 itu sama saja setara dengan Rp5 ribu, begitupun seterusnya. Nantinya pengunjung akan mendapatkan koin-koin tersebut dalam bentuk bungkusan kantong yang bertuliskan Pasar Kaki Langit. Wah, jadi ingat adegan film kolosal Indonesia yang mana pendekarnya selalu membawa kantong berisi alat tukar untuk transaksi, sih.
Sama dengan rupiah, uang koin-koin dari kayu ini dapat digunakan untuk membeli segala macam jajanan di Pasar Kaki Langit, seperti makanan, minuman, atau beberapa pernak-pernik. Nah, kalau ternyata nanti ada sisa, tenang, kamu bisa ditukarkan kembali menjadi uang rupiah.
Tak hanya sistem transaksinya saja yang unik, para pedadang di Pasar Kaki Langit juga kompak menggunakan pakaian adat Jawa. Wah, vibes jadoel-nya kerasa banget, sih, Sob. Kalau kamu sedang berwisata ke daerah Yogyakarta jangan lupa merasakan sensasi pasar unik satu ini, ya.