Memasuki pergantian musim atau pancaroba dari musim panas ke musim dingin, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan beberapa wilayah di Indonesia untuk mewaspadai cuaca ekstrem.
Seperti dijelaskan oleh Kepala Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko jika periode pancaroba di Indonesia akan mengalami waktu yang berbeda-beda di tiap daerah, yakni terjadi antara September hingga November.
Selain itu, di masa transisi pergantian musim ini juga tiap wilayah di Indonesia akan mengalami gejala yang berbeda-beda, seperti hujan lebat disertai kilat, hujan lebat disertai angin kencang berdurasi singkat, hingga hujan sedang.
Supaya tidak mengalami dampak dari cuaca ekstrem dan pergantian musim kemarau ke musim hujan, masyarakat diminta untuk mengantisipasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
– Pengecekan saluran air (drainase) untuk mengantisipasi terjadinya genangan air maupun banjir. Terutama untuk wilayah-wilayah yang sering menjadi langganan banjir seperti di daerah aliran sungai, pesisir pantai dan daerah cekungan.
– Jika terjadi penyumbatan yang diakibatkan oleh sampah pada saluran air, masyarakat diimbau untuk langsung membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.
– Melakukan pengecekan pada rumah tinggal, mulai dari atap rumah, pondasi rumah, hingga sambungan-sambungan tembok yang mudah terkena rembesan air hujan.
– Waspada longsor untuk masyarakat yang berada di wilayah dataran tinggi seperti perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan.
– Bagi pengendara kendaraan bermotor, ketika terjadi hujan diminta untuk tetap waspada dengan keadaan jalan yang licin dan berlubang. Pengendara roda dua, mulai mempersiapkan pelindung air hujan (mantel, jas hujan).
– Jika terjadi hujan deras disertai angin kencang dan petir, pengendara disarankan untuk tidak berada dekat baliho atau pohon besar.
“Berlindung di bangunan yang kuat dan kokoh. Tidak disarankan berlindung di bawah pohon,” jelas Hary Tirto Djatmiko, seperti dikutip Kompas pada Kamis (23/9/2021).
Menghadapi pergantian musim tahun ini, BMKG melalui Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara telah melakukan pengecekan kualitas pohon serta penguatan bagian-bagian pada bangunan semi permanen, non permanen, baliho, papan reklame dan lain-lain, di berbagai daerah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari perubahan cuaca tahun ini.
Tercatat, puncak musim hujan sendiri diprediksi akan terjadi pada Januari – Februari 2022 dengan intensitas lebih tinggi dari tahun lalu.