Seniman seni rupa Erianto kembali menggelar pameran tunggal bertajuk Collective Chemistry. Pada pameran tunggalnya kali ini, Erianto merepresentasikan tentang kehidupan manusia ke dalam karya seninya.
Berkolaborasi dengan V&V Gallery, total karya Erianto yang dipajang pada pameran kali ini berjumlah 16 buah. Menariknya lagi, sebagian besar seni rupa ciptaannya merupakan karya-karya terbaru yang dibuat tahun ini, Sob.
Angkat Keragaman Kehidupan Manusia
Seluruh karya seni Erianto mengangkat tentang keragaman kehidupan manusia yang terikat dengan suatu hubungan rumit. Dari itu, dia mencoba merepresikan lewat elemen yang saling melengkapi sehingga menciptakan satu-kesatuan utuh seperti roda kehidupan.
Elemen-elemen yang terdapat dalam karya Erianto biasanya digambarkan dengan simbol tunggal dan kuat, seperti bentuk ikan, kelinci, tumbuhan, dan masih banyak lagi. Masing-masing karyanya memiliki makna tersendiri yang unik dan menawan.
“Setiap karya pasti punya makna sendiri. Karena setiap gambar punya ide masing-masing, walaupun itu bisa diserikan,” kata Erianto saat ditemui tim Sampaijauh.com pada pembukaan pameran tunggalnya bertajuk Collective Chemistry, di Jakarta Art Hub, Sabtu (19/8/2023).
Alasan mengapa karya Erianto mengangkat soal kehidupan manusia adalah baginya, manusia merupakan makhluk yang hadir di tengah kehidupan sebagai komunitas. Dalam karyanya manusia digambarkan dengan simbol makhluk hidup, contohnya ikan.
Menurutnya, ikan diibaratkan sebagai manusia yang tak bisa hidup sendiri. Hal ini karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk berkelompok yang membutuhkan orang lain.
“Begitu pun dengan seni rupa. Kalau ditarik ke arah seni rupa, seni rupa tidak hanya bicara seniman, galeri, kolektor, dan kurator dan sebaga macam. Satu kesatuan itu sehingga itu terbentuklah seni rupa yang menurut saya bagus,” tuturnya.
Beri Kebebasan Interpretasi kepada Audiens
Meskipun seluruh karyanya membahas seputar kehidupan manusia, Erianto ingin membebaskan audiens menginterpretasikan hasil karya seninya. Dia percaya setiap audiens memiliki imajinasi berbeda-beda ketika melihat karya lukisannya. Bisa jadi hal ini dipengaruhi oleh faktor pengalaman masa lalu setiap orang.
“Mungkin dari salah satu figur, dia (audiens) memiliki pengalaman yang relate. Begitu pula dengan warnanya sehingga membentuk sebuah koneksi antara audiens dan karya dengan versi (asumsi) masing-masing,” ucapnya.
Penasaran kan, Sob, bagaimana karya-karya Erianto yang sangat menggemaskan tapi juga penuh makna? Nah, Sobat bisa langsung datang ke pamerannya.
Pameran tunggal Erianto diadakan selama 25 hari, yaitu 19 Agustus hingga 15 September 2023 di Jakarta Art Hub, Wisma Geha, Jakarta Pusat. Jangan lupa datang, ya, Sob!