Satu lagi jenis tumbuhan dilindungi asli Indonesia yang terancam punah keberadaannya, yaitu Cyathea binayana atau dikenal dengan tumbuhan Pakis Binaiya. Ya, tumbuhan asli Maluku ini diketahui terancam hilang dari tempat aslinya di Maluku Tengah.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Manusela, MHD Zaidi mengungkapkan jika kondisi terakhir tumbuhan Pakis Binaiya sedikit mendapat gangguan terhadap ekosistemnya. Hal ini tak lepas dari adanya aktivitas rusa yang berada di tempat tumbuhnya tanaman tersebut.
“Jadi Pakis Binaiya ini kondisinya terakhir itu memang ada sedikit gangguan terhadap ekosistemnya, kami coba pasang kamera trap di sana hasil sementara ada aktivitas rusa. Jadi mungkin ini mengganggu,” jelas MHD Zaidi seperti dikutip beberapa media online di Indonesia.
Diketahui, tumbuhan dari jenis Cyathea binayana ini biasa tumbuh di ketinggian 3.27 meter di atas permukaan laut (mdpl) wilayah Maluku Tengah atau wilayah Taman Nasional Manusela.
Bentuk pohon ini mirip seperti pohon kelapa, sehingga mudah dibedakan dengan jenis tanaman yang ada di Taman Nasional Manusela. Pada batangnya pun biasanya terdapat lekukan dangkal bekas tangkai dan yang melekat.
Cyathea binayana dapat tumbuh mencapai 10-12 meter dengan tekstur batang yang sangat keras dan kasar. Seperti jenis pakis lainnya, tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat bagi tubuh.
Pada daun pakis contohnya diketahui memiliki kandungan gizi yang baik, seperti protein (4,5 mg), lemak (0,4 mg), karbohidrat (6,9 mg), serat (2 mg), kalsium (136 mg), fosfor (159 g), besi (2,3 mg), kalium (201,9 mg), natrium (20 mg), vitamin c (3 mg) dan lain-lain.
Dengan kandungan protein, vitamin dan lainnya tersebut, daun pakis juga dapat menjaga kesehatan mata, menjaga kesehatan otak, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, mencegah penyakit Alzheimer, dan mencegah anemia.
Untuk menjaga kelestarian tumbuhan Pakis Binaiya, sejauh ini Balai TN Manusela terus mencari solusi, meskipun keberadaannya terbilang sulit dijangkau karena berada di atas 3.000 mdpl.
“Kalau dia hidup di ketinggian itu, tidak mungkin kita budidayakan di bawah. Paling itu adalah perlindungan terhadap habitatnya saja. Apakah perlu budidaya atau hanya perlu misalnya memproteksi area. Yang paling memungkinkan mana, itu yang kita terapkan,” lanjut MHD Zaidi.
Mengenai Taman Nasional Manusela sendiri, mempunyai salah satu fungsi sebagai kawasan pelestarian keanekaragaman flora di Pulau Seram, termasuk dalam hal ini adalah pelestarian jenis tumbuhan pakis binaiya yang merupakan jenis paku-pakuan endemic Pulau Seram yang habitatnya berada di Puncak Binaiya.