Setelah sebelumnya kita telah membahas Godfather of AI yang memperingatkan bahaya AI yang bisa mengancam masa depan manusia, terutama di bidang pekerjaan. Kini sejumlah peneliti dan eksekutif perusahaan di bidang kecerdasan buatan juga peringatkan bahaya AI bagi manusia yang setara dengan perang nuklir. Kok bisa?
Jadi, berdasarkan penuturan para ahli, peneliti, dan eksekutif yang tergabung dalam organisasi Center for AI Safety, keberadaan AI di dunia sama saja resikonya seperti pandemi atau perang nuklir.
“Mengurangi resiko AI harus menjadi prioritas global bersama dengan resk skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir,” bunyi peringatan tersebut, seperti dikutip KompasTekno dari laman resmi Center for AI Safety.
Adapun tokoh-tokoh yang tergabung dalam organisasi Center for AI Safety sendiri terdiri dari CEO Google DeepMind Demis Hassabis, CEO OpenAI Sam Altman, serta peneliti AI ternama, termasuk salah satunya Godfather of AI Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio. Para anggota ini juga menandatangani pernyataan peringatan tersebut.
Oleh karena itu, hal ini harus menjadi prioritas bersama lintas negara di dunia. Namun ternyata pernyataan tersebut menjadi intervensi di tengah perdebatan seputar keamanan AI.
Mengapa hal tersebut terjadi? kemungkinan salah satu faktornya disebabkan karena di awal tahun ini sejumlah pakar AI memperingatkan hal serupa terkait bahaya AI. Sampai-sampai mereka menyerukan supaya para pengembang AI dijeda selama 6 bulan.
Sayangnya seruan tersebut ditentang oleh banyak pihak karena dinilai terlalu berlebihan. Tetapi kalau menurut Direktur Eksekutif Center for AI Safety, Dan Hendrycks, jenis peringatan yang dikeluarkan kali ini diperuntukkan untuk meredam perdebatan soal resiko AI. Khususnya bagi mereka yang menentang resiko AI.
“Kami tidak ingin memaksakan hal yang sangat besar dari 30 intervensi potensial. Itu (akan) melemahkan pesan,” kata Hendrycks kepada The New York Times.
Terakhir, Hendrycks juga menerangkan bahwa selama ini seringkali terjadi kesalahpahaman yang cukup umum terutama di kalangan komunitas AI terkait adanya keyakinan bahwa bahaya AI hanya akan memiliki dampak bagi sebagian orang saja. Padahal, lanjut, sebenarnya bukan hanya sebagian saja, namun banyak orang yang khawatir akan dampak dari bahaya AI.