Umumnya sebuah restoran identik dengan desainnya yang estetik serta mewah. Tujuannya untuk menarik perhatian pengunjung, apalagi jika lokasinya di Pulau Dewata Bali, nih. Namun, pernahkah kalian mengunjungi restoran dengan konsep unik yang mengajak kawan-kawan difabel untuk lebih berdaya? Hal inilah yang diadopsi oleh Inklusiv Warung.
Restoran yang berlokasi di Canggu, Bali ini sebagian besar stafnya merupakan difabel rungu, Sob. Konsep ini berawal dari kawan-kawan difabel rungu yang sebelumnya kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. Apalagi di sektor pariwisata Indonesia.
“Gagasan untuk membuka warung Inklusiv Warung muncul pada tahun 2017. Ini adalah proyek kami untuk memberdayakan masyarakat minoritas,” kata Gunn Wibisono selaku pendiri Inklusiv Warung bersama rekannya Hans de Waal yang merupakan warga negara Belanda.
Dengan latar belakang yang sama-sama tertarik tentang isu kesenjangan di Indonesia membuat Guns sepenuhnya sadar akan perjuangan sesama kelompok minoritas, salah satunya kawan difabel agar bisa diterima dengan ramah serta difasilitasi di negara ini.
Tak hanya semangat tersebut yang membuat keduanya membuka Inklusiv Warung, namun salah satu komunitas bernama Tuli Indonesia juga menjadi pendorong bagi keduanya, Sob. Mereka melihat bahwa kawan-kawan difabel hingga kini masih berjuang untuk mendapatkan hak dalam hidupnya. Sebut saja seperti mendapatkan pekerjaan layak sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Penyandang Disabilitas tahun 2016.
Selain itu stigma terhadap difabilitas di masyarakat juga masih tumbuh subur di masyarakat. Hal itu juga membuat Gunn membulatkan tekad untuk mendirikan restoran tersebut, Sob.
Bersatunya Kawan Rungu dan Dengar
Tak hanya mempertemukan kawan dengar dengan rungu, Inklusiv Warung juga mempersatukan staf rungu dengan staf yang bisa mendengar. Alhasil terciptalah kolaborasi antar keduanya melalui bahasa isyarat.
“Kadang-kadang kita harus mengingatkan para pegawai audiensi untuk aktif menggunakan bahasa isyarat Indonesia untuk baik saat berkomunikasi dengan rekan tuli atau bahkan di antara mereka sendiri,” jelasnya.
Tempat ini juga membuat sistem inklusif untuk rungu melalui penyediaan QR code frasa bahasa isyarat Indonesia (Bisindo). Hal ini pun berguna jika sewaktu-waktu harus berbicara dengan staf tuli, Sob.
Ade Wirawan selaku salah satu staf tuli sekaligus manajer sumber daya manusia di sana mengatakan bahwa dirinya sangat senang karena Inklusiv Warung mampu menjembatani kesenjangan antara staf tuli dengan yang bisa mendengar. Walaupun masih membutuhkan penyesuaian, namun tempat ini bisa menjadi sarana tepat bagi penyandang tuli untuk memperkenalkan bahasa isyarat Indonesia kepada khalayak luas.
“Suatu kali sekelompok difabel rungu dari Prancis berkunjung. Teman-teman tuli di Bali sangat senang bertemu dengan mereka dan kami memperkenalkan bahasa Isyarat Indonesia Bali kepada mereka,” ungkap Ade dengan menggunakan bahasa Isyarat.
Bukan hanya itu saja, para pengunjung pun mengakui konsep restoran yang diusung Inklusiv Warung sangat unik dan tak jarang pengunjung pun mulai tertarik untuk belajar bahasa isyarat. Semoga semakin banyak, ya, restoran di Indonesia yang memberi atensi dan kesempatan bagi difabel, Sob.
Lihat postingan ini di Instagram