Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis sebuah laporan yang berisikan bahwa Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi daerah yang memiliki nilai realisasi investasi asing terbesar di Indonesia. Jumlahnya pun terbilang cukup menggairahkan, yakni mencapai US$1 miliar sepanjang Januari-September 2022. Gokil!
Nah, total nilai investasi sama saja sekitar Rp76.68 triliun, jika berdasarkan estimasi kurs Rp15.040 per dolar AS. Bahkan jumlah investasi di Sulteng ini pun disebut-sebut lebih banyak dibandingkan Jawa Barat yang hanya memiliki nilai investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar US$4,6 miliar.
Setelah Jawa Barat, di urutan ketiga terdapat Maluku Utara mengantongi nilai realisasi investasi PMA sebesar US$3,3 miliar. Selanjutnya investasi terbesar keempat diisi oleh DKI Jakarta dengan besaran US$3,1 miliar, dan terakhir Riau dengan perolehan nilai realisasi investasi sebanyak US$2,5 miliar.
“Investasi asing paling banyak masuk di Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Maluku Utara, DKI Jakarta, dan Riau. Artinya keseimbangan investasi ini sudah masuk,” ucap Bahlil pada kegiatan Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda, Selasa (17/1).
Menurut Bahlil fenomena ini sudah terlihat sejak kuartal III tahun 2020. Sampai saat ini realisasi investasi justru banyak terjadi di luar Pulau Jawa. Menariknya jumlah besaran investasinya nggak main-main, Sob. Bahkan bisa melebihi investasi di Jawa.
Kalau dari sepanjang tahun lalu hingga kuartal III/2022, nilai investasi pemerintah tembus sebanyak Rp 892,4 triliun atau 7,4 persen. Sementara, Kementerian Investasi/BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1.200 triliun.
Kemungkinan salah satu faktornya adalah karena hasil dari pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa yang dilakukan secara masif oleh masa periode pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Melihat dari data yang dijelaskan tersebut, jumlah besaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp472,1 triliun. Sejatinya sama seperti 52,9 persen dari total realisasi sepanjang Januari-September 2022. Sedangkan, realisasi di Pulau Jawa sendiri hanya mendapat Rp420,3 triliun atau 47,1 persen.
“Presiden memerintahkan kita untuk membangun Indonesia jangan Jawa sentris, tetapi harus Indonesia sentris,” lanjutnya.
Selain itu, dari keseluruhan total investasi di Indonesia, Bahlil mengatakan sebanyak 50,4 persen berasal dari PMA dan 49,6 persen lainnya diperoleh dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).