Sepanjang Maret 2022 nilai ekspor di Sulawesi Tengah (Sulteng) melesat naik 50,41 persen, mulai dari 564,5 juta dolar AS menjadi 1,7 miliar dolar AS. Tentunya peningkatan tersebut jauh lebih baik daripada bulan sebelumnya.
Menurut Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng, Sutrisno S Abusungut kontribusi terbesar nilai ekspor di Sulteng berasal dari komoditas besi baja, dan nikel.
Pasalnya sepanjang Maret 2022 dari kedua komoditas tersebut mampu menghasilkan kontribusi hingga sebesar 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan 68,32 persen dari total nilai ekspor.
Tidak hanya baja dan besi, kontribusi nilai ekspor terbesar lainnya juga datang dari komoditas nikel. Sejauh ini dari industri nikel menyumbang 332,6 juta dolar AS atau 19,8 persen. Dan terakhir total nilai ekspor bahan bakar mineral berhasil berkontribusi sebesar 139,7 juta dolar AS atau setara dengan 8,29 persen.
“Secara keseluruhan, transaksi ekspor di Sulteng pada bulan Maret 2022 senilai 1,7 miliar dolar AS difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale di Kabupaten Morowali Utara senilai 1,5 miliar dolar AS, Pelabuhan Luwuk di Kabupaten Banggai 167 juta dolar AS dan Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu 0,6 juta dolar AS,” ujarnya.
Perlu diketahui, nilai ekspor termasuk salah satu faktor yang berpengaruh bagi kelangsungan perekonomian suatu negara selain investasi.
Di samping itu, ada pula nilai ekspor dari industri pengolahan logam yang mencapai 50,52 miliar dolar AS pada Januari-Maret 2022. Dari hasil tersebut pun diketahui peningkatan mencapai 29,68% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 38,95 miliar dolar AS.
Selain itu, sepanjang kuartal I tahun 2022 industri menjadi sektor yang berkontribusi paling dominan, yakni 76-37% dari total nilai ekspor nasional yang berada di angka 66,14 miliar dolar AS.
“Sampai sejauh ini, sektor industri masih konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor nasional, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, terutama dampak pandemi dan perang antara Rusia-Ukraina,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.