Di Kulon Progo, ada sebuah permainan tradisional gabungan dari olahraga dan budaya yang setiap tahunnya diperlombakan dalam festival budaya, Nglarak Blarak namanya. Pertandingan olahraga ini tidak menggunakan peralatan yang selama ini kita kenal, namun menggunakan pelepah pohon kelapa dan dilakukan beregu,
Festival Nglarak Blarak menjadi yang paling ditunggu oleh semua warga Kulon Progo baik tingkat desa, kelurahan, kecamatan hingga tingkat kabupaten. Semua akan mengirimkan tim terbaik mereka untuk meraih kemenangan.
Tata Cara Permainan Nglarak Blarak
Lalu bagaimana cara mainnya? Pelepah pohon kelapa atau yang disebut kereta blarak ditunggangi oleh joki wanita. Dan kemudian akan ada 3 pria yang menyeret kereta blarak.
Dalam perlombaan ini, kecepatan dan ketangkasan dalam mencapai finish dan mengalahkan lawan merupakan yang utama. Untuk mencapai garis finish dengan memacu kereta blarak sebelumnya perlu melewati berbagai rintangan dan permainan.
Pemain wanita pertama menggendong keranjang atau yang disebut ronjot ke titik tengah, lalu mengambil sabut kelapa (sepet) dengan tongkat (uthik) seperti menjatuhkan kelapa dari pohon.
Kemudian menggiring dua buah sepet ke arah pemain kedua dan menyerahkan sepet,ronjot dan uthik. Orang kedua kemudian masuk ke dalam kerangjang membawa sepet dan uthik dengan cara melompat-lopat ke pemain ketiga untuk memberikan sepet dan uthik.
Pemain ketiga yang disebut joki lalu menggunakan sepet yang diterimanya sebagai alas untuk meluncur ke kereta blarak yang sudah beeserta tiga pria penyeret kereta. Dibutuhkan kekompakan dan kekuatan antara tiga pria penarik dengan joki wanita yang tidak boleh jatuh.
Joki wanita juga harus berhasil mengambil bumbung dengan uthik dan memberikannya kepada pemain kedua yang menunggu dengan keranjang. Kelompok yang mendapat bumbung paling banyak adalah juaranya.
Kesengitan beragam tim dalam memacu kereta blarak dan melihat joki wanita yang harus mempertahankan keseimbangan menjadi keseruan tersendiri bagi penonton Festival Nglarak Blarak. Iringan musik tradisional berupa bonang, gong, gender, dan kendang juga turut menambah kemeriahan.
Nglarak Blarak Telah Mendunia
Permainan tradisional yang mempunyai sejarah lekat dengan tradisi warga Perbukitan Menoreh yang dulu berprofesi sebagai penyadap (penderes) nira kelapa ternyata sudah mendunia. Pernah mewakili Indonesia dalam ajang The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games tahun 2016 dan menang dari 116 negara lain.
Nglarak Blarak merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan karena dalam satu kegiatan bisa memadukan rekreasi yang menghibur, edukasi akan nilai budaya serta prestasi yang diraih dari perlombaan.