Sobat, kalian tahu nggak sih kalau saat ini beberapa negara di belahan Bumi bagian utara sedang dilanda suhu terpanas. Negara-negara tersebut di antaranya Cina, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.
Menurut Andrew King, pengajar senior dalam bidang Climate Science di Universitas Melbourne mengungkapkan fenomena suhu terpanas di belahan Bumi bagian utara kali ini tidak terkait dengan El Nino.
King menyebut, sistem cuaca bertekanan tinggi yang ‘memblokir’ atau membelokkan sistem bertekanan rendah yang akan datang lah penyebab beberapa wilayah Bumi bagian utara mengalami suhu yang cukup panas.
Jika sistem bertekanan rendah berpindah ke daerah lain, kemungkinan besar dapat menyebabkan curah hujan yang ekstrim dan banjir. Salah satu contohnya bisa dilihat dari peristiwa alam yang dialami Korea Selatan yang menyebabkan 40 orang tewas dan menghancurkan infrastruktur penting. Serta bagian timur laut Amerika Serikat yakni Vermont yang mengalami hujan ekstrem dalam beberapa hari lalu.
Pada Minggu (16/7) tercatat, salah satu wilayah Cina tepatnya di Kota Sanbao, suhunya mencapai 52,2 derajat Celcius. Angka ini memecahkan rekor yang terjadi pada 2015 lalu dengan suhu 50,3 derajat Celcius.
Adapun kota-kota di Cina yang melebihi 42 derajat Celcius di antaranya Lingshou, Zending, Yanjin, dan Gaocheng.
🌡️ Extreme levels of heat are affecting large parts of the Northern Hemisphere
⚠️ Exceptionally high temperatures are breaking records in places and dangerously hot weather will continue in many areas during the next week pic.twitter.com/zebYqdZXGH
— Met Office (@metoffice) July 17, 2023
Tidak hanya Cina, di Amerika Serikat tepatnya di Death Valley, California, suhunya mencapai 53,33 derajat Celcius. Sedangkan untuk wilayah Eropa, tepatnya di Italia, pada Selasa (18/7) suhu di beberapa kota sempat mencapai 45 derajat Celcius dan diprediksi pada akhir pekan mendatang bisa mencapai 48,8 derajat Celcius.
Di sisi lain, badan cuaca di Spanyol pun telah memberikan peringatan bahwa gelombang panas pekan ini akan mempengaruhi sebagian besar negara yang berbatasan dengan Mediterania dengan suhu melebihi 42 derajat Celcius di wilayah selatan Spanyol.
Apakah Indonesia akan mengalami cuaca panas seperti yang dialami negara-negara di bagian utara Bumi?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan jika Indonesia masih belum signifikan. Pasalnya, diketahui indeks Nino 3.4 menunjukkan angka +0,98 yang berarti “El Nino Moderat”.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun menjelaskan, jika sejauh ini negara kepulauan seperti Indonesia belum pernah dilanda gelombang panas karena memiliki lautan yang luas, lebih luas dari daratannya. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia sangat minim terdampak gelombang panas seperti di wilayah benua Amerika, Eropa, dan Afrika.
Sementara Andrew King mengungkapkan, sejauh ini gelombang panas belum akan berpindah ke belahan Bumi bagian selatan.
“Ada satu faktor yang menguntungkan kita: pola atmosfer tertentu yang membawa [panas] ekstrem ke belahan Bumi utara tidak direplikasi di belahan Bumi selatan, karena kita memiliki lebih banyak lautan dan sedikit daratan,” ujar King seperti dikutip The Conversation.