Negara Industri Tangguh Jadi Prioritas Pemerintahan Jokowi

Indonesia tak lagi menjadi negara pengekspor bahan mentah.

negara industri tangguh berwawasan lingkungan

Presiden RI, Joko Widodo. Sumber foto: news.detik.com

Program hilirisasi industri di Tanah Air memang sedang dijalankan. Karena dengan membangun industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir, tentunya bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Maka tak heran, bila Presiden RI, Joko Widodo menyebutkan bahwa kini Indonesia telah mengubah jati diri dari negara ekspor bahan mentah menjadi negara industri tangguh yang berwawasan lingkungan.

Perpindahan “jati diri” ini juga menunjukkan bahwa sedang berlangsung transformasi ekonomi yang besar-besaran di Indonesia. Dan tentunya transformasi ekonomi dilakukan bukan tanpa alasan.

“Mengubah jati diri sebagai negara pengekspor bahan mentah menjadi negara industri yang tangguh dan berwawasan lingkungan, sekaligus membuka lapangan pekerjaan yang besar,” kata Presiden Jokowi pada Pelantikan dan Pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP PA GMNI) Periode 2021-2026, di Jakarta, Sabtu (26/3).

Selain alasan ingin memajukan perekonomian Indonesia, pembangunan sektor industri besar-besaran berwawasan lingkungan dilatarbelakangi oleh ancaman perubahan iklim yang sudah menjadi fokus utama para negara global. Termasuk Indonesia yang mempunyai target nol emisi karbon di tahun 2060.

Fokus negara-negara di dunia saat ini pun tak hanya membangun industri untuk menaikkan taraf ekonomi negara, namun juga harus mengedepankan keberlangsungan lingkungan sekitar. Dan salah satu cara untuk mewujudkan keduanya adalah dengan penerapan ekonomi hijau.

“Kita harus menyeimbangkan antara aspek kesejahteraan dengan aspek lingkungan dengan penerapan ekonomi hijau secara konsisten dan berkelanjutan,” ujar Presiden Jokowi.

Jokowi Singgung Pihak yang Kerap Impor.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa keputusan untuk bertransformasi menjadi negara industri tangguh yang berwawasan lingkungan tentunya tidak akan disenangi oleh pihak-pihak yang selama ini senang melakukan impor.

“Ini pasti mengganggu negara lain yang merasa Indonesia tidak menjadi pasar yang menguntungkan bagi produk-produk mereka,” ujarnya.

Kegiatan impor dimaknai kerja sama antar dua negara. Dan kedepannya, Presiden menekankan bahwa Indonesia akan tetap terbuka untuk segala kerja sama dengan negara manapun, asalkan keuntungan setara dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional saat ini.

“Sebesar-besarnya dipakai untuk kemakmuran, kesejahteraan masyarakat Indonesia, memperkuat kapasitas ekonomi nasional menjadi negara yang kuat, dan tangguh,” ujar Presiden.

Tentunya, upaya untuk bertransformasi ke negara industri tangguh yang berwawasan lingkungan saat ini membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Salah satunya dengan memproduksi barang dalam negeri dan menggunakan produk dalam negeri untuk meminimalisir angka impor. Orang Nomor 1 di Indonesia tersebut ingin Tanah Air menjadi negara yang kuat dan mandiri, termasuk dari sisi ekonomi.

Exit mobile version