Masih banyak misteri di ruang angkasa yang belum diketahui oleh manusia. Termasuk misteri yang satu ini, Sob. Baru-baru ini NASA temukan obyek yang bersinar 10 juta kali jauh lebih terang dari Matahari. Sontak hal ini pun membuat peneliti NASA merasa kebingungan.
Alhasil, obyek di luar angkasa yang memiliki cahaya 10 juta kali kali lebih terang ini dinamakan dengan ultra luminous x-ray sources atau disingkat ULXs. Benda satu ini rupanya sudah lama menjadi perhatian para peneliti NASA. Sebab kerap kali obyek ini melampaui batasan Eddington 500 kali lipat.
Sekadar informasi, Sobat, batasan Eddington merupakan batasan seberapa terang sebuah obyek yang dapat bercahaya dengan terang yang dilihat berdasarkan massanya.
Jika melihat berdasarkan hukum fisika apabila terdapat obyek yang menembus batas Eddington, seharusnya akan meledak. Akan tetapi, NASA menyatakan ULX “melampaui batas Eddington 100 hingga 500 kali secara rutin, dan membuat ilmuwan bingung.”
Dikutip Futurism via DetikINET, sebelum NASA temukan obyek bersinar yang lebih terang dari matahari ini, ada ilmuwan yang berpendapat bahwa obyek tersebut hanyalah bagian dari fenomena ilusi optik. Namun dalam penelitian terbaru yang dikeluarkan oleh The Astrophysical Journal, obyek tersebut terlihat sangat unik.
Bahkan kalau ingin melihat cahaya ini harus menggunakan teleskop bernama Nuclear Spectroscopic Array (NuSTAR). Perlu diketahui teleskop satu ini dirancang khusus untuk mengamati pancaran x-ray energi di luar angkasa.
Melalui teleskop bernama NuSTAR ini juga merekam sebuah ULX bernama M82 X-2. Dari sini dapat dibuktikan bahwa objek tersebut memiliki cahaya yang sangat terang dan bukan ilusi optik seperti pendapat yang dikemukakan oleh beberapa pihak.
Bahkan sebelumnya ULX pun sempat diduga sebagai lubang hitam. Akan tetapi M82 X-2 bukan lubang hitam yang melainkan sebuah bintang neutron. Bintang neutron merupakan sisa dari inti bidang yang sudah “mati”.
Dalam penelitiannya NASA menyatakan bahwa M82 X02 mengonsumsi material yang setara dengan 1,5 Bumi setiap tahunnya. Nantinya obyek tersebut akan dihisap oleh bintang yang berada di dekatnya.
Apabila obyek tersebut membentur pada permukaan bintang neuron, maka energinya dinilai cukup untuk menghasilkan intensitas cahaya yang dipancarkan oleh ULX.
Tim peneliti memperkirakan kalau fenomena ini terjadi karena adanya medan magnet pada bintang neutron untuk mengubah bentuk atom ULX sehingga wujudnya tetap rapat, bahkan saat makin bersinar terang.
“Observasi ini untuk memantau efek dari medan magnet yang tidak bisa diciptakan di Bumi dengan teknologi saat ini. Ini adalah keindahan astronomi, kita tidak pernah bisa menguji fenomena ini di lab, kita harus menantikan alam semesta mengungkapkan rahasianya,” ucap Ahli Astrofisika Observatori Astronomi Cagliari, Matteo Bachetti.