Indonesia kaya akan museum-museum unik untuk menampilkan keberagaman. Salah satunya ada Museum Santet di Surabaya. Apakah isinya merupakan alat-alat yang berhubungan dengan santet? Tentunya iya.
Tetapi bukan berarti kita diajarkan untuk santet. Jadi museum yang memiliki nama asli Museum Kesehatan Dr Adhyatma Depkes RI sebenarnya berisikan alat-alat yang digunakan dalam bidang kesehatan di masyarakat Indonesia. Terutama alat kesehatan di zaman dahulu sebelum bidang medis sudah maju seperti sekarang.
Gedung museum seluas 5.6 hektar ini merupakan cagar budaya. Dulunya merupakan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) dan Kebijakan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Kemudian gedung dibagi menjadi dua bagian. Ada gedung yang menampilkan alat-alat kesehatan modern dan juga untuk menunjukkan peralatan dan sarana pengobatan yang tradisional termasuk untuk santet.
Alat Pengobatan Tradisional Dahulu di Indonesia
Pada zaman dahulu, cara mencari obat dan menyembuhkan penyakit menggunakan benda supranatural, seperti boneka Jelangkung dan Nini Towok penolak bala serta penjaga keselamatan desa yang terpajang di Museum Santet Surabaya ini.
Di dalam museum ada ditunjukkan cara-cara pengobatan tradisional serta penjelasan tentang santet. Di sebuah buku diuraikan bagaimana sebuah santet dilakukan dan bagaimana kondisi korban yang terkena santet.
Selanjutnya, ada pula tali pocong, paku bengkok, ijuk yang dikeluarkan dari dalam tubuh manusia yang terkena santet, boneka yang ditusuk jarum, foto ditusuk paku, boneka orang yang bagian tubuhnya juga tertancap.
Untuk pengobatan-pengobatan tradisional misalnya ada kayu pohon telor, kayu santen, kayu kengkeng, kayu kelor hingga telur ayam yang dipercaya bisa jadi penyembuhan alternatif korban santet. Air dari paranormal terkenal Ki Kusumo hingga air dari dukun cilik Ponari juga ada di sini.
Selain itu terdapat pula alat alat kesehatan tradisional khas suku-suku di indonesia. Misalnya saja Selendang Kuning Suku Dayak yang dipercaya bisa menolak bala, alat musik tradisional untuk penyembuhan seperti Kempyeng dan Bende Wedok.
Semua benda-benda mistis ini dipercaya berkaitan dengan kegiatan supranaturl dan benda ni tidak boleh dibawa pulang pengunjung jika tidak ingin mendapatkan kesialan. Karena benda-benda ini juga lah museum yang berlokasi di Jalan Indrapura 17 ini dijuluki Museum Santet.
Selain Pengobatan Tradisional, Ada Juga yang Modern
Sedangkan gedung yang satunya menunjukkan alat-alat kesehatan modern di bidang medis. Misalnya saja ada peralatan bedah zaman kolonial Belanda.
Tidak hanya alat-alat kesehatan, di museum ini sangat lengkap dengan sejarah perjalanan bidang medis di Indonesia. Ada beberapa literatur tentang tokoh kesehatan, prestasi yang mereka dapat dalam bentuk piagam-piagam, informasi penyakit, sejarah dan masih banyak lagi.
Karena di dalam Museum Santet ada tiga area untuk pengunjung bisa mempelajari sejarah-sejarah kesehatan maupun sejarah kebudayaan Indonesia yaitu dibagi menjadi sasana kesehatan dan pendidikan, sasana kebudayaan, dan yang terakhir sasana kesehatan reproduksi dan museum luar.
Sejarah Didirikan Museum Santet
Museum yang yang diresmikan pada tahun 2004 itu dibangun dengan dengan tujuan menyelamatkan barang kuno. Ini dipaparkan oleh satu satu perintis Museum santet yaitu Dr. Haryadi Suprapto.
“Koleksinya ada sejak tahun 1950 hingga 1990, karena memang dulunya rumah sakit kelamin yang dulunya skala internasional,” ujarnya, dilansir dari liputan6.com, (12/10/2019).
Museum Santet atau Museum Kesehatan Dr Adhyatma ini merupakan bukti perjalanan bahwa sebelum bidang medis menjadi maju seperti sekarang, masyarakat lokal Indonesia telah memiliki beragam cara pengobatan tradisional untuk menyembuhkan penyakit dan bahkan masih ada yang dilakukan hingga hari ini.
Dengan kemajuan teknologi di bidang medis, alternatif pengobatan semakin banyak dan semakin kaya pula pengetahuan orang Indonesia di bidang kesehatan.