Sejumlah aktivis lingkungan di Indonesia, Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON) membuat Museum Plastik yang tentu keseluruhannya terbuat dari plastik. Pameran tersebut berlangsung di ruang terbuka di daerah Gresik, Jawa Timur.
Melansir dari liputan6.com, Museum plastik tersebut dibangun selama tiga bulan dengan menggunakan lebih dari 10.000 sampah plastik, mulai dari botol, tas, plastik sachet, dan sedotan plastik yang dikumpulkan dari sungai dan pantai yang tercemar. Instalasi dimulai dari terowongan 4444 sepanjang 10 meter.
Sampah-sampah plastik yang dibangun untuk terowongan tersebut dikumpulkan dari beberapa sungai di sekitar Gresik selama tiga tahun belakangan.
Patung Dewi Sri, dewi kemakmuran yang diyakini oleh masyarakat Jawa juga berdiri di tengah pameran dan menjadi karya utama dalam museum unik ini. Rok panjang Dewi Sri terbuat dari sachet barang-barang rumah tangga sekali pakai.
Tujuan dibangunnya museum ini adalah untuk mengajak para pengunjung berpikir ulang mengenai kebiasaan mereka dalam membuang sampah plastik dan sekaligus untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan botol plastik sekali pakai.
Seperti yang diketahui, permasalahan sampah plastik di Indonesia sudah menahun hingga penyelesaiannya pun membutuhkan proses panjang dan membutuhkan keterlibatan seluruh manusia.
Dalam rangka mengurangi sampah plastik yang sulit didaur ulang ini, banyak para aktivis lingkungan yang sudah menyuarakan gerakan-gerakan untuk menyetop penggunaan plastik sekali pakai.
Sebagai negara penyumbang sampah plastik terbanyak
Indonesia sendiri merupakan negara penyumbang sampah plastik kedua terbanyak di dunia setelah Tiongkok dalam hal banyaknya volume plastik yang berakhir di lautan. Data tersebut berdasarkan artikel yang berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean yang ditulis oleh Jenna R. Jambeck pada 2015. Disebutkan bahwa jumlah sampah plastik laut Indonesia mencapai 0.48–1.29 juta metrik ton per tahun.
Bersama dengan Filipina dan Vietnam, keempat negara tersebut bertanggung jawab atas lebih dari separuh sampah plastik di lautan. Indonesia diketahui telah berupaya untuk mengatur regulasi penggunaan kemasan plastik dan telah membuahkan hasil.
Menerapkan gerakan 3R
Gerakan 3R, reduce, reuse, dan recycle dapat kita terapkan untuk membantu mengurangi sampah plastik. Melansir dari Center For Ecotechnology, langkah pertama untuk mengurangi plastik secara sederhana yaitu dengan tidak menggunakan plastik.
Cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik salah satunya adalah dengan menggunakan tas kain atau tas yang tidak sekali pakai untuk bepergian dan berbelanja. Kita juga dapat menghindari penggunaan bahan pembersih yang mengandung microbeads.
Selanjutnya, kantong atau peralatan makan yang digunakan dapat dipakai kembali. Botol plastik bekas yang dipakai juga bisa dikreasikan kembali seperti menjadikannya tempat alat tulis atau kreasi lainnya.
Selain itu, benda-benda plastik dapat dikumpulkan untuk disalurkan ke tempat daur ulang. Tindakan-tindakan tersebut sangat berarti bagi lingkungan dan kelangsungan hidup bumi, walaupun memang cukup merepotkan.