Setiap tanggal 15 Desember, kota Tarakan, Kalimantan Utara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT). Berdiri sejak tahun 1997 secara administratif, kota yang memiliki luas 657,3 km² ini banyak menyimpan sejarah penting bagi Indonesia. Salah satu yang diingat adalah tempat di mana Jepang pertama kali mendarat pada 1942.
Bukan tanpa alasan Jepang mendarat di Tarakan. Kala itu, ‘Negeri Matahari Terbit’ ini sedang berkutat dengan Perang Dunia II, sehingga membutuhkan banyak bahan bakar minyak untuk pesawat-pesawat tempur dan alat perang lainnya. Mengetahui catatan Belanda pada 1896, di mana wilayah Tarakan banyak menyimpan sumber minyak, Jepang pun mencoba memasuki area Tarakan dengan kekuatan 15 ribu tentara, untuk melawan 3.000 garnisun Belanda.
Pada peristiwa itu, Jepang menang telak dan langsung “menyedot” 350 ribu barel minyak di wilayah tersebut. Eksplorasi minyak terus dilakukan hingga membuat kehidupan warga Tarakan menderita. Memasuki tahun 1945, Tarakan menjadi “lautan api” karena adanya perebutan minyak datar antara Jepang dengan sekutu yang terdiri dari Australia, Amerika Serikat dan Belanda.
Jejak Sejarah Kini Tersimpan Rapih di Museum
Karena nilai sejarah inilah, kota Tarakan membuat Museum PD (Perang Dunia) II dan Museum Perminyakan yang berada di Jl. Sei. Sesayap RT. VIII, Kel. Kampung Empat, Kec. Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara
“Museum PD II di kota Tarakan ini memiliki nilai sejarah yang kuat. Benda-benda yang disimpan di dalamnya berasal dari hibah warga setempat dan warga asing dari Australia,” ucap Wali Kota Tarakan Sofian Raga saat peresmian museum di 6 November 2017 silam
Jika berkunjung ke museum ini, pengunjung dapat melihat 9.000 koleksinya yang terdiri dari pedang samurai khas Jepang, peluru senjata, baling-baling pesawat tempur, sepatu penjajah, helm tentara sekutu hingga alat transportasi jaman dulu seperti taksi kayu.
Ada juga deretan foto yang menunjukkan kehidupan warga Tarakan saat pendudukan Jepang dan eksploitasi minyak saat PD II. Sedangkan pada Museum Perminyakan yang berada di kompleks yang sama, memperlihatkan koleksi sejarah peperangan yang terdiri dari alat-alat pekerja industri perminyakan, antara lain miniatur alat bor, kunci-kunci mesin bor, foto-foto pengeboran di masa lalu, serta helm pekerja bidang perminyakan di masa lalu.
Koleksi yang ada di Museum PD II dan Perminyakan di Tarakan ini merupakan hibah dari warga Tarakan, warga asing dari Australia serta PT Pertamina dan PT Medco.