Sobat SJ, akhir pekan nanti sudah terpikirkan mau vakansi ke mana, nih? Kalau bingung, coba main ke destinasi wisata baru yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur ini, deh. Namanya Museum Batik Indonesia, Sob!
Nah, museum ini baru saja diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Sabtu (12/11). Bangunan ini diresmikan dalam rangka wujud tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO pada tahun 2009 silam.
FYI, Museum Batik Indonesia sendiri sudah mulai dibangun pada tahun 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun pada tahun 2018, loh, Sob. Saat ini pengelolaan museum tersebut ada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ragam Koleksi di Museum Batik Indonesia
Saat Sobat SJ berkunjung ke Museum Batik Indonesia, kamu bakal disambut dengan arsitektural bangunan yang megah. Tampak depan dari museum ini akan terlihat menyerupai lipatan kain. Bagian depan museum dihias dengan beberapa motif batik, salah satunya motif Kawung, Sob.
Selain motif batik Kawung, di sini juga ada beberapa koleksi batik asal Indonesia. Antara lain Batik Pagi-Sore, Buketan, Batik Merak Ngibing, Batik Lawasan Abdurahman Cap Cent Kuda, Batik Lawasan Sumatera: Kudung Ceplok, Batik Lawasan: Motif Ceplok Patola Putri Palembang, Batik Lawasan: Pagi Sore Hokokai Djawa Baroe, dan masih banyak lagi.
Ruang Pameran Batik Terbagi Menjadi Beberapa Bagian
Sebelum mampir ke Museum Batik Indonesia, kenali dulu ruang pamerannya, ya, karena ada 7 macam, loh. Simak penjelasannya di bawah ini, Sob, daripada nyasar kemana-kemana, nih!
1. Ruang Sejarah Batik Nusantara
Di ruangan ini, pengunjung bakal menemukan replika sertifikat UNESCO mengenai penetapan batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO yang ditandatangani pada tahun 2009.
Di ruangan ini pula, Sobat SJ bisa melihat asal-muasal batik yang diprediksi sudah ada sejak masa Hindu-Budha. Hal ini terbukti dari beberapa replika artefak dan arca di ruang pameran, seperti replika ventilasi sejak zaman Trowulan yang memiliki penggambaran motif Kawung.
2. Ruang Audio Visual
Di sini, kamu bisa menikmati ilustrasi atau proses pembuatan batik, Sob. Mulai dari cantingan hingga pewarnaan. Jadi kebayang, kan, ya bagaimana proses pembuatan batik kalau ada peraganya.
3. Ruang Khazanah Batik Nusantara
Di sini tersimpan berbagai batik dari seluruh daerah di Indonesia. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada 860 jenis kain batik yang ada di museum ini. So, siap-siap dapat ilmu baru, ya!
4. Ruang Penggunaan Batik Tradisional
Kalau di ruangan ini, pengunjung bisa melihat beberapa cara orang zaman dahulu menggunakan batik. Pertama, digunakan sebagai kain layaknya kita melihat kain batik saat ini. Istilah populer style tersebut namanya berkain, Sob. Pernah tau, kan?
Lalu ada penggunaan sarung, sepertinya dari dulu sampai sekarang masih eksis, ya, style ini? Dilanjut, ada juga gaya dodot yang rupanya hanya bisa digunakan oleh raja atau sultan zaman dahulu.
5. Ruang Perkembangan Batik
Seiring berkembangnya zaman, selembar kain batik tak sekadar dirancang menjadi pakaian, Sob. Melainkan bisa dikreasikan menjadi beraneka ragam kerajinan, seperti kerajinan dinding, misalnya. Nah, di ruangan inilah kreasi batik tersebut dipajang.
6. Ruang Galeri Kemasyuran
Di dalam ruangan ini, pengunjung bisa melihat tokoh-tokoh berpengaruh terhadap perkembangan batik Indonesia. Mulai dari raja dan ratu Jawa di Keraton yang berjasa dalam pembuatan motif batik Larangan. Lalu ada sang maestro batik Indonesia yakni Go Tik Swan, desainer Iwan Tirta dan R.A Kartini yang menciptakan motif Kembang Kantil.
7. Ruang Kesimpulan
Di akhir perjalanan, kamu bakalan disuguhi dua manekin yang menampilkan megahnya penggunaan batik secara keseluruhan pada raja serta ratu Jawa. Di sini juga diceritakan secara lisan kalau batik adalah warisan budaya yang diturunkan dari setiap generasi.
“Batik selalu hadir dalam kehidupan masyarakat Nusantara, dari kelahiran sampai kematian. Setiap hari pun batik selalu hadir dalam kehidupan kita. Batik itu sesuatu yang dinamis, jadi akan terus berkembang namun ada pangkal pokoknya,” terang Asri, kurator Museum Indonesia.
View this post on Instagram
Wah, ternyata konten yang ada di Museum Batik Indonesia ada banyak, ya, Sob. Kalau kamu berminat untuk hadir langsung melihat koleksi yang ada di museum ini, pastikan reservasi terlebih dahulu pada tautan berikut ini. Selamat bervakansi, Sobat!