Salah satu jenis musang endemik ditemukan di Sulawesi. Hewan tersebut diberi nama dengan musang sulawesi, satwa misterius yang dikenal juga dengan nama Sulawesi Palm Civet. Tampaknya satwa satu ini berbeda dengan jenis musang pada umumnya.
Banyak yang menyebut musang sulawesi satwa misterius. Dikatakan demikian karena minimnya informasi mengenai jenis dan karakteristik secara detail. Keberadaan hewan ini juga sangat sulit dilacak apalagi ditemui secara langsung.
Bahkan jejak kakinya sulit untuk dicari. Selain memiliki sensor sensitif dengan kehadiran manusia, hewan bernama latin Macrogalidia musschenbroekii ini lebih sering aktif bergerak di atas pepohonan atau disebut juga dengan arboreal.
Berdasarkan penjelasan dari KLHK, hewan musang sulawesi pertama kali teridentifikasi pada tahun 1877. Musang sulawesi dalam bahasa Bugis lebih dikenal dengan nama Tingkaling dan Cingkalung. Namun, nama tersebut berbeda lagi ketika berada di Sulawesi Tengah. Satwa langka ini populer dengan julukan ‘Hulaku’.
Menurut buku “Manual Identifikasi dan Bio-Ekologi Spesies Kunci di Sulawesi” karya peneliti sekaligus dosen IPB, Abdul Haris Mustari menuliskan hewan musang sulawesi memiliki ukuran tubuh diperkirakan sepanjang 65-71 cm. Perlu diketahui, ukuran tersebut belum termasuk bagian ekor. Bila di bagian ekor kira-kira panjangnya sekitar 44-45 cm dengan berat mencapai 3,8-6,1 kg.
Tubuh musang lebih cenderung memiliki warna cokelat dan di bagian bawahnya agak lebih pucat. Pada bagian sisi dan punggungnya juga terdapat sedikit bintik-bintik cokelat tipis yang ditutupi dengan rambut pendek di sekujur tubuh.
Tidak hanya itu, musang sulawesi juga mempunyai moncong yang ditumbuhi dengan kumis. Kaki dari satwa langka ini juga ketika ditemukan terlihat pendek. Namun ukuran tersebut akan berubah ketika sudah dewasa. Diperkirakan ukuran musang dewasa bisa setara dengan anjing dewasa.
Di tahun 2018 hewan misterius ini ditemukan melalui kamera jebak yang dipasang di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bolaang Mongondow. Serta satu kamera jebak lainnya ditempatkan di Kawasan Cagar Alam Tangkoko Bitung, Sulawesi Utara.
Selain di dua tempat tersebut keberadaan satwa misterius musang sulawesi ditemukan di daerah Sulawesi Barat yang meliputi pegunungan di Toraja, Pinrang dan Mamasa di Gunung Gandang Dewata serta Gunung Mambulilling. Atau lebih tepatnya hewan ini dapat juga ditemukan di kawasan hutan primer, sekunder yang mempunyai ketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut.
Sementara itu, pada pertengahan 2019 lalu sebuah jurnal internasional Oryx yang berbasis di Cambridge, Inggris yang ditulis oleh Iwan Hunowu dan Alfons Patandung menerbitkan hasil penemuan jenis hewan musang ini.
Dalam isi jurnal menerangkan tentang bagaimana kedua peneliti ini menemukan hewan yang terkenal sulit diketahui keberadaannya. Selain itu, dipaparkan juga bahwa satwa misterius ini masuk dalam daftar merah IUCN. Karena ada kemungkinan populasi hewan ini terus menurun seiring berkurangnya hutan primer, khususnya di ‘Tanah Celebes’.