Jika berbicara tentang mumi, yang terlintas di pikiranmu pasti mumi yang berasal dari Mesir. Namun, bagaimana kalau Indonesia juga memiliki mumi?
Rupanya hal tersebut benar-benar nyata di Tanah Air. Tidak kalah dengan di negeri Piramida, Indonesia juga punya mumi. Keberadaannya terdapat di Desa Aikima, Distrik Kulurulu, Kabupaten Jaya Wijaya. Bahkan mumi tersebut diketahui sebagai mumi tertua di bumi Papua.
Baik mumi di Indonesia maupun di Mesir pasti memiliki perbedaan. Bedanya, jika mumi di negeri Piramida itu ditutup dengan peti, maka di Papua mumi tersebut dibalut dengan menggunakan kain perban.
Hingga saat ini, mumi tersebut masih bisa dilihat di Desa Aikima dengan bentuk tubuh yang masih utuh dan berwarna gelap. Kabarnya mumi tersebut diperkirakan telah diawetkan selama 250 tahun lamanya. Tidak heran apabila hal ini dikatakan sebagai mumi tertua di Papua.
Sebelum mengenal lebih jauh, tak jarang juga orang yang mempertanyakan, kira-kira siapakah sosok mumi tersebut?
Berdasarkan informasi yang diperoleh, sosok mumi tersebut merupakan seorang kepala suku besar di Desa AIkima yang terletak di Lembah Baliem. Namanya adalah Werupak Elosak. Konon, semasa hidupnya sang kepala suku dikenal sebagai pribadi yang ramah dan bijaksana.
Karena sifatnya inilah banyak masyarakat setempat dengan sengaja berinisiatif mengawetkatkan tubuh Werupak Elosak untuk dihormati dan dikenal sepanjang masa. Alhasil, agar bisa dilihat mumi tokoh masyarakat ini bukan disimpan di dalam peti, melainkan ditaruh di rumah honai yang sangat disakralkan oleh warga lokal.
Bagi masyarakat Papua, sosok mumi tersebut sangat diagung-agungkan. Lantaran banyak dari mereka meyaniki mumi tersebut dapat membawa keberkahan. Akan tetapi bukan berarti dengan hal ini mereka tidak percaya adanya Tuhan, tetapi menghormati adat budaya leluhur mereka.
Tahukah kamu, proses pengawetan mumi ini cukup memakan waktu yang lama, lho. Pertama, Mumi Werupak Elosak melalui tahap pengasapan dan pembalseman yang dilakukan kurang lebih tiga bulan lamanya secara terus-menerus. Kemudian setiap lima tahun sekali diadakan upacara adat sekaligus pemolesan lemak pada tubuh mumi dan pemasangan keeling di leher mumi.
Uniknya, biasanya mumi terkenal disimpan dengan posisi telemtang dan berada di dalam peti. Namun, jika kamu mengunjungi mumi di Papua ini, maka akan melihat posisi mumi yang sedang duduk dengan kedua tangan yang memegang masing-masing lutut sambil keadaan mulut terbuka.