Demi mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik, pemerintah Indonesia meluncurkan program subsidi untuk masyarakat dan insentif kepada produsen EV. Sayangnya, meski telah diimplementasikan sejak Maret 2023, program subsidi dan insentif kendaraan listrik masih sepi peminat.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sekaligus Ketua Umum Perkumpulan Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO). Berdasarkan data aplikasi pencatatan yang dimilikinya, ternyata jumlah kendaraan listrik yang disubsidi pemerintah baru laku sebanyak 106 unit.
“Orang mau membeli (kendaraan listrik subsidi) ada aplikasinya. Dari aplikasi itu bisa dilihat populasinya. Bisa dibaca perkembangan dari hari ke hari. Sampai saat ini, baru 106 yang masuk dalam aplikasi. Berarti ada ‘sesuatu’ dong. Masyarakat sudah diberikan kesempatan subsidi, tapi kok tak direspons,” kata Moeldoko saat ditemui awak media di PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Rabu (17/5/2023).

Menurut Moeldoko, ada dua alasan utama mengapa program subsidi kendaraan listrik sepi peminat dan berjalan tidak maksimal.
“Karena subsidi, tidak bisa dinikmati oleh semuanya, bisa menjadi penyebab lambat (penjualan). Terus yang kedua, bisa karena ada restitusi pajak. Dari 11 persen, yang 1 persen ditanggung pembeli, tetapi dealer menanggung restitusi. Dikhawatirkan dengan restitusi itu setahun baru dibayar pemerintah, maka akan menjadi beban bagi dealer,” ujarnya.
Moeldoko menambahkan, saat ini pihaknya sedang mendiskusikan bersama pihak Kementerian Keuangan terkait kemungkinan kebijakan restitusi dijalankan hanya satu atau dua bulan saja. Ini dimaksudkan agar tak membebani dealer.
“Untuk itu, kita tunggu saja kebijakan pemerintah berikutnya, yang memudahkan, meringankan, simpel, sederhana sehingga tak menyulitkan bagi siapapun. Itu yang sedang kita rapatkan kemarin,” ucapnya.
FYI, saat ini beragam dukungan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik Tanah Air. Nggak cuma berupa program subsidi mobil listrik dan subsidi Rp7 juta untuk motor listrik, tapi juga ada diskon PPN mobil listrik 10%, yang ternyata dianggap membuat program subsidi tak maksimal. Lalu insentif perpajakan untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, antara lain diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil listrik, tax holiday hingga 20 tahun, super tax deduction hingga 300%. Tak hanya itu, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dibebaskan atas barang tambang, termasuk bijih nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai.

Di pameran kendaraan listrik PEVS 2023 yang sedang berlangsung, ada beberapa merek kendaraan listrik yang mendapat dukungan untuk dijual dengan harga subsidi pemerintah. Di antaranya EV produksi Wuling, Hyundai, Smoot Elektrik, Volta, Gesits, Rakata, dan Selis.
Buat kamu yang tertarik beli kendaraan listrik tapi masih perlu banyak informasi, bisa banget kunjungi pameran PEVS 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Cuma sampai tanggal 21 Mei 2023, loh, Sob! Informasi pembelian tiket bisa kunjungi laman ini.