Mendengar nama Mnahat Fe’u mungkin bagi kebanyakan orang Indonesia masih terdengar asing. Namun bagi penduduk pulau Timor bagian barat, nama tersebut sudah tidak asing lagi di telinga mereka.
Ya, Mnahat Fe’u merupakan sebuah perayaan kolektif suku Atoin Meto yang berada di pegunungan Mollo, Fatumnasi – Nusa Tenggara Timur untuk menyambut musim panen. Diartikan sebagai makanan baru, Mnahat Fe’u menempatkan makanan dari hasil panen sebagai titik tengah yang terhubung dengan nilai hidup orang Mollo yang dikenal sebagai penjaga gunung, hutan dan mata air pulau Timor bagian barat.
Pesta rakyat ini selalu dirayakan dengan sukacita dan semangat melestarikan alam. Mnahat Fe’u juga bisa dikatakan sebagai penyambung benang merah antara seni dan budaya, pangan dan ekologi, di mana makanan yang tersaji tidak terlepas dari proses panjang dalam merawat alam, merawat tradisi pertanian berkelanjutan dan tidak kalah penting, kemampuan orang Mollo beradaptasi dengan perubahan iklim.
Jika Anda datang bertepatan dengan Mnahat Fe’u, Anda akan melihat dan diajak untuk memasak jagung bose, daging se’i dan sambal lu’at dengan resep otentik. Namun, jika Anda tidak bisa menyempatkan diri untuk berkunjung ke pegunungan Mollo untuk menikmati sajian di Mnahat Fe’u, sajian pesta musim panen khas suku Atoin Meto ini sudah bisa didapatkan secara online lewat Mnahat Fe’u Heritage Trail yang digagas oleh bapa mama orang muda di Lakoat.Kujawas.
Lakoat.Kujawas sendiri sebuah komunitas yang menghadirkan konsep wirausaha sosial yang berbasis di Mollo, Nusa Tenggara Timur. Fokus komunitas ini meliputi literasi, seni budaya dan ekonomi kreatif.