Alga merupakan organisme nenek moyang bagi tumbuhan. Secara morfologi, alga dibagi menjadi dua bagian yakni berukuran mikroskopis (mikroalga) dan makro (makroalga). Tumbuhan ini punya beberapa karakteristik yang serupa dengan pigmen klorofil.
Perlu Sobat pahami, pada dasarnya mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang memiliki peran penting dalam lingkungan. Mikroba satu ini hanya bersel satu dan bentuknya seperti benang. Karena bentuknya kecil, kamu butuh bantuan mikroskop untuk melihatnya.
Walau bentuknya kecil, mikroba ini menyimpan kadar protein yang tinggi, mengandung asam amino yang unik, omega 3, dan pigmen ilmiah potensial, rendah lemak serta mempunya nutrisi serta aktivitas biologi unik.
Berdasarkan hasil studi status biodiversitas laut dan pesisir di Indonesia yang diterbitkan dalam Indonesian Journal of Marine Sciences, bisa diketahui bahwa di negeri tercinta ini terdapat 1.000 spesies jenis mikroalga. Jenis mikroba tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti Kepulauan Seribu, Pantai Pangandaran, Benoa hingga perairan Sulawesi dan Maluku. Banyak sekali bukan, Sobat?
Tumbuhan yang Bermanfaat di Segala Bidang, Khususnya Pangan
Biasanya tumbuhan ini berpotensi dan dimanfaatkan untuk bidang energi. Berbagai penelitian mulai dilakukan di Indonesia membuktikan, mikroba jenis ini bermanfaat dalam bidang energi. Selain digunakan sebagai bahan energi, mikroba bermanfaat untuk kesehatan atau biometika. Peneliti bahkan memperkirakan bahwa mikroba ini bisa dijadikan sumber pangan beserta produk turunannya, loh.
Dibantu para peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tumbuhan ini dimanfaatkan di bidang pertanian, Sob. Ih, gimana caranya?
“Pemanfaatan mikroalga di bidang pangan dapat sebagai pewarna alami, fikosianin, astaxanthin, dan klorofil. Produk ini dihasilkan oleh berbagai mikroalga, seperti Arthrospira Haematococcus pluvialis, dan Chlorella,” ucap Dedy Kurnianto selku peneliti PRTPP BRIN.
Dedy menambahkan, bahwa untuk mengembangkan tumbuhan ini para peneliti menggunakan ekstraksi fikosianin dan jelinya. Fikosianin adalah senyawa pigmen-aksesori yang biasanya berwarna biru. Senyawa satu ini berfungsi sebagai sebagai pewarna alami dan mengandung antioksidan tinggi.
Nah, kalau sekarang ini PRTPP BRIN juga lagi meneliti mikroalga spirulina untuk fortifikasi tahu dan tepung gaplek yang bahan dasarnya terbuat dari singkong.
Menurut salah seorang pengajar dari Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Muhammad Azimatun, selama ini pemanfaatan mikroalga sudah mulai diterapkan untuk di skala industri.
Adapun beberapa industri yang sudah menggunakan mikroba ini antara lain farmasi, kosmetik, bahan bakar, remediasi atau pemulihan lingkungan di air limbah dan tanah tandus, serta penangkapan karbon (carbon capture).
Meskipun pengembangan dan penerapan mikroba ini belum maksimal, namun peneliti memprediksi kalau pemanfaatannya bisa membawa peluang bagi pasar. Tertarik untuk menggelutinya, Sob?