Dalam rangka mendongkrak produksi jagung di Tanah Air, beberapa cara terus dilakukan. Salah satunya yaitu dengan metode yang digunakan dalam bioteknologi tanaman atau Genetically Modified Organism (GMO)/tanaman Produk Rekayasa Genetika (PRG).
Metode tanaman Produk Rekayasa Genetika ini dilakukan bertujuan untuk mengubah atau memodifikasi sifat dan karakteristik tanaman secara genetik. Sehingga, sifat-sifat yang diinginkan dapat diperkenalkan ke dalam tanaman untuk mencapai berbagai tujuan, seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, mudah beradaptasi dengan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, peningkatan kualitas nutrisi, dan peningkatan produktivitas.
Penjelasan tersebut, diterangkan oleh KADIN Indonesia Bidang Pertanian dalam acara FGD Nasional dengan tema Bioteknologi Tanaman Pangan: Kemajuan, Tantangan, dan Implikasi untuk Peningkatan Produksi Jagung Nasional pada Jumat (21/7).
Arif P Rachmat selaku WKU Bidang Pertanian KADIN Indonesia menjelaskan bahwa bioteknologi tanaman telah menjadi topik yang penting dalam konteks keamanan pangan global.
Bioteknologi tanaman menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas, menghadapi tantangan lingkungan, dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup. Namun penting untuk diingat bahwa implementasi bioteknologi tanaman harus dilakukan dengan tanggung jawab.
Saat ini, populasi dunia terus bertambah namun sayangnya lahan pertanian terbatas. Sehingga diperlukan cara agar lahan pertanian yang ada tetap bisa memproduksi makanan dengan maksimal.
Penggunaan bioteknologi tanaman pun tidak boleh dilakukan dengan asal. Aspek etika, keamanan pangan, dan regulasi yang ketat juga harus diperhatikan untuk memastikan penggunaan teknologi ini memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Selain itu, Deputi Bidang Ketersediaan & Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional (I Gusti Ketut Astawa) dalam FGD tersebut mengatakan bahwa penggunaan bioteknologi benih jagung akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia, antara lain: meningkatkan produktivitas tanaman jagung, menambah cadangan pangan, berkontribusi pada ketahanan pangan negara, mengurangi ketergantungan pada impor, mengurangi stunting dan juga memberikan stabilitas pasokan bahan pangan dalam negeri.
Sejauh ini, sudah 8 varietas bioteknologi tanaman jagung yang telah dilepas dan siap diedarkan, di mana hal tersebut akan membantu produktivitas dan kecepatan dalam menutupi defisit jagung di bulan-bulan berikutnya.