Metode Heap Leach, Pemurnian Emas yang Lebih Ramah Lingkungan

Proses pengolahan bijih emas dengan sianida ini tidak menghasilkan logam merkur.

metode heap leach

Emas. Sumber foto: kompas.com

Emas juga merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia. Sama dengan material lainnya, seluruh kegiatan penambangan emas juga diharapkan bisa mengarah ke kegiatan yang lebih ramah lingkungan. Dan metode ramah lingkungan di pengolahan emas diterapkan dalam metode heap leach.

Kegiatan penambangan emas biasanya diawali dengan menggali lubang tambang secara vertikal (sumuran) dan kemudian penggalian terusan mengikuti urat kuarsa yang mengandung emas. Pengalian batuan/bijih emas biasa menggunakan palu dan pahat. Kemudian batuan/bijih emas diangkat ke permukaan bumi menggunakan bak atau jerigen yang ditarik dengan menggunakan katrol.

Biasanya kandungan emas akan terbungkus oleh batuan atau mineral lainnya. Dan harus dilakukan metode untuk pengambilan kandungan emas dalam batuan ini.

Selanjutnya bijih emas hasil penambangan akan diolah menggunakan metode amalgamasi. Metode ini menggunakan gelundung menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan seperti adanya unsur Hg. Namun kini ada pilihan metode lebih ramah lingkungan.

Proses Pemurnian dengan Metode Heap Leach

Metode ramah lingkungan yaitu metode heap leach dalam mengolah emas adalah dengan menggunakan sianida. Pada proses pengolahan bijih dengan sianida tidak menghasilkan logam merkuri (Hg) lagi, melainkan limbah sianida.

Meski masing menghasilkan limbah, limbah sianida ini bila ditangani dengan baik tidak berbahaya dan bersifat sementara karena mudah terurai lingkungan. Proses pengambilan bijih emas dari batuan dengan menggunakan sianida itulah yang dinamakan proses heap leaching.

Lebih jelasnya, proses heap leaching adalah proses pengambilan bijih emas dengan cara melarutkan bijih emas dalam larutan natrium sianida yang dilakukan secara berulang-ulang dalam suasana basa. Pada proses ini natrium sianida membentuk senyawa kompleks dengan butiran emas yang larut dalam air. 

Senyawa kompleks tersebut ditangkap oleh karbon aktif yang menjebak senyawa dalam rongga-rongga karbon aktif. Setelah dilakukan sirkulasi beberapa kali diperoleh padatan karbon aktif yang lebih berat dari semua. Karbon aktif yang mengandung senyawa kompleks selanjutnya dilebur pada temperatur tinggi sehingga tertinggal logam emas dan paduannya. 

Meksi masih meninggalkan limbah sianida, namun ini lebih baik daripada meninggalkan merkuri. Meskipun metode yang meninggalkan merkuri lebih cepat menghasilkan emas tetapi jika dilakukan terus menerus dengan konsentrasi tinggi bisa berdampak buruk pada masyarakat sekitar. 

Diketahui, merkuri bisa menyebabkan disfungsi mental dan fisik bila terkena anak-anak sedangkan pada orang dewasa dapat menyebabkan gangguan neurologis dan ginjal akut.

Selain itu dengan menggunakan metode heap leach, emas yang dihasilkan bisa menjadi lebih banyak. Diketahui proses ekstraksi emas dengan menggunakan merkuri mencapai 40% dan dengan sianida bisa mencapai 91%. Dan beberapa pelaku industri emas dalam negeri sudah menggunakan metode heap leach untuk pemurniannya.

Selain metode heap leach ada juga metode pemurnian emas yang tidak menghasilkan merkuri yaitu tiourea, tiosulfat dan igoli.

Metode tiourea dan tiosulfat hampir sama dengan heap leach namun tidak menggunakan sianida. Dan metode igolo menggunakan campuran pool acid, sodium metasulphate dan sodium hypochlorite ini diketahui bisa menghasilkan produk emas hingga 99,90%. 

Exit mobile version