Tahukah kamu kalau di ujung barat Pulau Kalimantan terdapat mercusuar yang berhadapan langsung dengan Malaysia. Namanya adalah Mercusuar Tanjung Datuk. Lokasi tepatnya berada di Kelurahan Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan catatan sejarahnya, Mercusuar Tanjung Datuk dibangun pada tahun 1885 atau tepatnya pada masa Raja Belanda Willem III. Dahulu menara ini berfungsi sebagai rambu lalu lintas kapal di sekitar perairan Tanjung Datuk dan Kepulauan Natuna (Natuna Inlander) yang terletak di lingkup laut China Selatan.
Nama mercusuar satu ini diambil dari sebuah daerah semenanjung yang letaknya ada di sebelah utara dari Desa Temajuk, yakni Tanjung Datuk. Meskipun telah berusia ratusan tahun, namun menara peninggalan Belanda ini masih terawat dengan baik.
Perlu diketahui bahwa pada tahun 1978 menjadi masa akhir masa kejayaan menara mercusuar ini. Namun, berkat kepedulian dari berbagai pihak termasuk Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di tahun 2006 silam, menara ini masih berdiri kokoh.
Jika Sobat SJ tertarik berkunjung, ada dua jalur yang bisa ditempuh yakni udara serta darat. Bila kamu memilih untuk menggunakan jalur darat, dibutuhkan waktu panjang sekitar 14 jam menuju mercusuar ini.
Jadi dari Kota Pontianak kamu akan menyeberangi Sungai Sambas dan Sungai Sumpit yang terletak di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Sebagai informasi aja, nih, selagi menyeberangi sungai, kamu akan disuguhkan pemandangan hijaunya hutan yang mengelilingi sungai tersebut.
Untuk menyeberangi sungainya, kamu bisa memakai kapal ferry ASDP. Namun setelahnya, kamu harus berganti transportasi menggunakan kapal rakit bermesin temple yang dioperasikan secara swadaya oleh warga.
“Sedangkan bila ditempuh jalan kaki, menara Tanjung Datuk harus ditempuh sekitar 6 bahkan 7 jam, naik jalan setapak melewati sejumlah gunung,” Nursekha selaku Kasie Logistik Navigasi Ditjen Perhubungan Laut Cabang Pontianak.
Disarankan kalau akan mengunjungi tempat tersebut harus dalam cuaca cerah. Kalau kamu mengunjungi mercusuar Tanjung Datuk dalam cuaca yang tidak baik, maka akan membahayakanmu. Sebab, angin laut akan semakin kencang dan deburan ombak bisa melambung tinggi hingga 4 meter.
Hal menarik lainnya seputar mercusuar Tanjung Datuk adalah walaupun letaknya berada di paling ujung Kalimantan, menara ini bersebelahan dengan mercusuar Malaysia, loh, dan letaknya langsung berhadapan dengan perbatasan Malaysia timur, khususnya wilayah Sarawak.
Kedaulatan Atas Keberadaan Menara Tanjung Datuk
Nah, di tahun 2014 lalu menara ini pernah jadi perbincangan nasional loh. Kira-kira pada tahu nggak apa yang menyebabkan menara ini sempat menjadi buah bibir di publik?
Yap, jadi di tahun 2014 secara mendadak pemerintah Malaysia membangun mercusuar di kawasan menara milik Indonesia. Kala itu penyebabnya pemerintah Negeri Jiran berpendapat bahwa secara geografis sebagian besar wilayah Tanjung Datuk masih masuk ke kawasan Malaysia.
Pembangunan mercusuar tersebut kemudian diketahui oleh NKRI melalui kapal distrik navigasi Indonesia pada 16 Mei 2014. Pada saat itu, pembangunan rupanya melibatkan kapal polisi maritim dan angkatan laut.
Hal inilah yang membuat peristiwa tersebut menjadi isu nasional. Bahkan kabarnya, akibat pembangunan menara mercusuar tersebut hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia sempat terganggu.
Di sisi lain, pemerintah Malaysia memberikan pernyataan bahwa mereka membantah kalau kawasan tersebut termasuk wilayah Indonesia. Akibatnya dari kedua negara ini, baik Malaysia dan Indonesia, melakukan perundingan dan peninjauan bersama terhadap wilayah yang diklaim dengan sepihak.
Dari hasil perundingan tersebut menunjukkan bahwa Tanjung Datuk berada di titik koordinat 02’05’.051 Lintang Utara serta 109’38.760’ Bujur Timur yang di plot di peta nomor 282 K dirilis oleh Dishidros TNI AL tahun 2013 berada dalam wilayah perairan Indonesia yang jaraknya 309 meter dari daratan. Alhasil dari keputusan tersebut tiang menara mercusuar milik Malaysia telah dicabut dan kedaulatan mercusuar kembali milik Indonesia.
Untungnya masalah tersebut cepat teratasi dengan baik, Sobat. Namun, meskipun sudah mereda tetapi akibat dari konflik tersebut, pemerintah Indonesia jadi meningkatkan pengawasan ekstra di kawasan perbatasan tersebut. Tertarik untuk berkunjung ke sana, Sob?